Minggu, 30 Desember 2012

Ardhy Dwiki Oppa ^^

Hai hai... siapa nih yang suka nonton IMB sob?
Anda juga?
kece badai nih mas Ardhy
Wah saya penggemarnya banget. Apalagi ada kak Ananda Omes yang imut banget itu. Menambah semangat saya setiap hari sabtu dan minggu mantengin transTV.
Nah peserta IMB3 yang saya sukai adalah kak Ardhy Dwiki nih sob. Karena apa? Sumpeh, selain bakatnya ngedance keren banget, dia tuh imut banget, lesung pipinya itu lho, sama kayak saya sob. hehe.. ditampah lagi sixpack banget gitu. Mantep dah pokoknya.
Oppaku ini berasal dari Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur. Sekarang lagi kuliah di UnJem sob. Dan dia merupakan coach di RIDIE DANCE CLASSES.
 Semangat buat mas Ardhy Dwiki. Doaku menyertaimu!
tidur aja masih kece lho.. ini mas Ardhy

Sabtu, 29 Desember 2012

Lirik Nidji - Di Atas Awan Kita kan Menang

Cinta satukan hati
kuatkan jiwa
hadapi dunia
segala cinta dan duka
kuatkan semua persahabatan

reff
kita penantang impian diatas awan
kita kan menang
kita penakluk dunia diatas awan
kita kan menang, menang

bila merasa sedih
ingatlah bahwa kau tak sendiri
tanpamu tak akan sama
tanpamu semua berbeda
kisahmu juga kisahku
selalu bersama

back to reff

melangkah
dibawah mentari yang sama
mencari tempat kita dimasa depan
berjanji kita tak akan putus asa
walaupun semua takkan mudah

back to reff

Rabu, 26 Desember 2012

Tragedi roti basi

Cerita ini saya dapet dari temen gila gilaan saya. Emang paling gila dia. Haha...
Dipagi hari yang cerah, dia nggak sempet sarapan nih sob pas mau berangkat kuliah. Dia sempet makan secuil sama temen saya yang satunya. Nah sampe di kampus, --kebetulan lagi istirahat-- roti itu dibuka lagi.
"Eh, aku punya roti..." kata Daday, nama temen saya pada temen2 kampusnya.
"Paling juga roti basi, hahaha..." jawab temennya.
"Ih, enggak tauukk," tanpa pikir panjang Daday reflek melihat tanda exp-nya. Taraaa... Ternyata kedaluarsa beneran sob, gilak. haha... 
Daday langsung bermuka kecut cut kayak jeruk nipis. Dia nggak bilang ke temennya lah, tengsin atuh. 
Waktu tuh roti mau dimasukin, tiba-tiba mak bedunduk ada temen cowok yang langsung ngerebut tuh roti basi. Tanpa ba bi bu langsung melahap abis rotinya.
Walhasil Daday memperhatikan tuh cowok sepanjang jam perkuliahan, takutnya tuh bocah men***t gara-gara roti basi miliknya.

Jumat, 21 Desember 2012

Mbah Kung's Story


                Pada suatu malam, entah awalnya ngomongin apa lupa, Ibu bercerita tentang sepenggal kisah mbah Kung dulu. Begini ceritanya.
Hari itu mbah Kung –sekarang sebut saja Sugeng kecil, bertengkar hebat dengan Ayahnya. Kenapa? Karena Sugeng kecil tak diperbolehkan melanjutkan sekolah setelah sekolah dasar. Ayahnya menginginkan dia cukup menjadi polotikus lokal, atau istilah sederhananya perangkat desa saja seperti Ayahnya yang seorang kepala desa. Otomatis anak laki-laki yang haus akan pengetahuan ini ingin mencicip dunia luar. Naluri lelakinya keluar. Ingin berpetualang, ingin mencari sesuatu di luar sana, mencari segudang ilmu yang menantinya di sana. Diluar desa di atas gunung, yang dikelilingi hutan lebat, bahkan kalau mau ke jalan besar harus jalan kaki jauh sekali, lebih dari lima kilometer.
Wajar kan, kalau Sugeng kecil ingin mencoba hal baru? Pertengkaran itu berakhir dengan kepergian Sugeng kecil dari rumah. Ya, dia lari dari rumah, minggat. Entah kemana ia pun tak tahu. Sampai pada akhirnya ia bertemu sebuah rombongan sirkus, bukan lebih tepatnya rombongan penari reog yang sering mengadakan pentas keliling. Karena tak tahu mau kemana lagi, Sugeng kecil memberanikan diri untuk bergabung dengan mereka.
Naas, walaupun ia diterima, namun ia tak diperlakukan sepantasnya pemain lain. Memang ia diberi makan, tapi tak se sen pun diberi gaji. Betapa kelelahannya ia pergi ke sana kemari, menari dengan semangat namun hasilnya nol besar. Mau gimana lagi, ia tak mungkin kan pulang kerumah. Bukankah ia sedang kabur? Ia tak pernah tahu Ayahnya sangat mengkhawatirkan anaknya ketiganya itu.
Suatu hari rombongan berhenti di Mantingan, daerah dekat rumahnya. Tepatnya di bawah gunung tempat dimana ia tinggal. Setelah melakukan pertunjukan, Sugeng kecil tertidur di bawah pohon dengan nyenyaknya. Lagi-lagi ia tak beruntung, rombongan reog itu pun meninggalkannya yang sedang tertidur pulas. Entahlah disengaja atau memang pemimpinnya nggak tahu. yang jelas sore itu sugeng kecil sendirian di bawah pohon. Beruntunglah ada seorang penjaga kolam renang dekat situ menemukannya.
Sugeng meminta pekerjaan kepada bapak penjaga yang baik hati itu.
“Kau bisa bersih-bersih?” tanyanya.
Sugeng kecil mengangguk dengan semangat. Keesokan harinya, ia mulai bertugas menyapu dan merapikan halaman sekitar kolam renang. Sampai pada suatu hari datanglah seorang petinggi perhuani yang melakukan pemeriksaan rutin apakah kolam renang milik perhutani ini terjaga dengan baik. Beliau herang melihat halaman sekitar kolam renang bersih. Kerja Sugeng kecil memang bagus. Kemudian Sugeng ditawari bekerja di rumah Mandor itu. Membantu menjaga hutan gitu.
Beberapa hari kemudian sang Mandor mempunyai tamu. Nah, tamu itu kenal dengan Sugeng kecil.
“Sugeng? Anaknya pak Soleman?”
Sugeng dengan gigihnya menolak  mentah-mentah. Beberapa kali adu mulut Sugeng tetap menolak pernyataan itu. Sang Mandor bertanya kemudian, Sugeng juga tidak mengakuinya.
Hari berikutnya tamu sang Mandor membawa Ayah Soleman. Sugeng juga menolak mentah-mentah ajakan pulang Ayah. Ia tetap akan tinggal di rumah Mandor dan membantu Mandor menjaga hutan. Ayah Soleman tak bisa berkutik atas keras kepala yang dimiliki Sugeng.
Sugeng tinggal beberapa bulan di rumah sang Mandor, kemudian pulang ke rumah setelah ayahnya membebaskan dia mau menjadi apa. Menjadi Mandor penjaga hutan merupakan pekerjaan menarik yang ia pilih dan dilakoni sampai akhir hayatnya. Menjaga hutan dari serangan maling-maling kayu ilegal dan bahaya lainnya.
Minggu,  2012-12-09