Senin, 16 Desember 2013

Film Soekarno, Kegalauan Politik dan Cinta



Film yang diawali dari masa remaja -diperankan oleh Emir Mahira- Soekarno ini menjadi banyak kontroversi dikalangan temen-temen yang habis nonton. Beberapa ada yang bilang "Jangan nonton film ini, iihh,,, Soekarno nyebelin, aku jadi nggak suka sama Soekarno setelah nonton film ini," begitulah kira-kira sebuah respon yang saya dengar.

Dari awal memang saya tertarik nonton film ini karena -disamping ada Lukman Sardi- juga dari trailernya keren. sutradaranya Hanung pula, telah diketahui banyak judul film garapan hanung yang keren dan disukai para penikmat film.

Kemudian banyak berita miring yang saya dengar seperti uraian di paragraf pertama, membuat ketertarikan saya akan film ini sedikit terguncang. Tak banyak juga yang sudah nonton dan memuji film ini. Saya melihat dari retweetnya om Lukman Sardi. Sebenarnya semakin penasaran. Yang disebelkan teman-temanku adalah saat kisah cinta beliau yang ditayangkan. Memang sih beliau itu berkharisma, tampan, pintar dan pandai memikat hati rakyat.

Tapi ternyata keteguhan untuk tetap menonton sangat kuat ditambah Lida, temen sebelah kamar juga ngajakin nonton. Ingin membuktikan sendiri juga sih, seberapa menyebalkan Soekarno di film ini. Siang ini, setelah menonton, dengan berbagai macam pemahaman, melihat dari sudut pandang berbeda, ada beberapa hal menurut saya yang bisa saya simpulkan. Saya menulis sebagai orang awam yang sebenarnya nggak suka dengan pelajaran sejarah. :D Jadi ini sepemahaman saya saja sih.

Pertama mengenai kisah cinta beliau, memang saya akui di film itu Soekarno memang terlihat playboy. Disamping dicintai para wanita, Soekarno juga lembut kepada wanita. Seperti beberapa info yang saya dapatkan, ada 9 istri dari Soekarno yang sempat tercatat -gak tau juga ini berita hoax apa enggak-. Taoi selain itu ada yang mengaku-ngaku menjadi istri beliau, tapi belum cukup memiliki bukti.

Tapi seenggaknya kita harus masih berpikiran positif, menikah lebih baik daripada berbuat zina kan? :D
Ini salah satu scene dimana Soekarno sedikit merayu Fatimah, kala itu masih beristri Inggit.
Siapa pula yang nggak sebal, melihat suaminya merayu gadis lain. Posisi Fatma sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Inggit. who knows kejadian sebenarnya seperti apa. seenggaknya Soekarno bertanggung jawab atas pernyataan cintanya. Beliau menikahi Fatma, tidak cuman PHP doang. :D
 More : http://indocropcircles.wordpress.com/2013/11/05/9-istri-presiden-sukarno/

Selanjutnya masalah Soekarno bekerjasama dengan Nippon, bukan karena Soekarno tunduk ke Nippon tapi untuk menyusun strategi gimana amannya Indonesia tanpa pertumpahan darah. Mungkin apabila kita berada di posisi Soekarno juga bakalan galau, apa yang harus kita lakukan? Beruntung Soekarno memiliki orang-orang hebat disekitarnya, selain Fatma, ada Hatta, Sjahrir, A. Soebardjo dll.
Tanpa adanya mereka, Soekarno bakalan galau sendirian. 

Sebenarnya banyak pesan-pesan yang disampaikan dalam film ini, yang bisa saya simpulkan, keinginan yang kuat tidaklah cukup untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Usaha terus menerus, berdoa juga sangat diperlukan. Tidak serta merta kita juga bisa instan mendapatkannya, dengan paksaan. Tapi dengan sedikit demi sedikit, meminimalkan resiko dan pertunpahan darah dengan memikirkan cara-cara lain yang setidaknya tidak banyak merugikan. Pastilah sebuah keputusan itu tidak semuanya disetujui, tapi bagaimana kita meyakinkan mereka keputusan yang telah disepakati -memiliki banyak manfaat tentunya- kepada semuanya. Kemudian bersama-sama membangun sebuah Indonesia yang satu. 

Suka pas Bung Hatta bingung dan bertanya kepada Soekarno, "apakah kita mampu? Seratus persen dapat mengelola negara yang penuh perbedaan budaya agama dan adat istiadat?" Dan Soekarno menjawab -kalau tidak salah, intinya adalah..- " Kemerdekaan bukan akhir, tapi adalah awal perjuangan. Saya memang tidak seratus persen yakin. tapi kita, sebagai pemula, pendiri harus berusaha sekuat tenaga. Nantinya kalaupun kita tidak bisa, masih ada anak-anak kita, masih ada orang lain......" kira-kira seperti itu. 
Jadi jangan takut sebagai pemula, toh nantinya tidak berhasil, kita tidak akan menyesal telah mencobanya, telah merasakan bagaimana itu kalah. Kita tidak selamanya menang, tapi kita akan tetap belajar. :)
orasi Soekarno menentang Belanda

Soekarno dan Inggit 

salah satu alasan aku nonton film ini : Lukman Sardi

persiapan pembacaan proklamasi

zya
16-12-13
foto :: google

Sabtu, 14 Desember 2013

Keraton Solo part 3

Apabila ada yang mau liburan ke Solo, pastilah Keraton tempat tujuan utamanya. Artistik, keren, tua, mistis itulah beberapa kata yang mencerminkan keraton. 

Hari ini ketiga kalinya aku masuk ke keraton Solo. Nggak bosen ya? Padahal isinya yo gur ngono kui tok. Entahlah, suka aja, mau aja kalo diajakin. Hehe... Tadi juga enggak sengaja.

Pertama kali pergi sama keluarga tentunya, sama Ayah, Ibu, adek, mbak Anik, mbah Keni. Aku terkagum-kagum waktu itu, ngerasa keren, pernah masuk keraton. Suasana waktu SMA dulu. 


Kedua, si Ninik yang belum pernah ke keraton selama setahun di Solo, betapa memalukannya , emm nggak juga sih. Tapi paling tidak perantau-perantau harus pernah ngintip dalemnya keraton dong. ^^ Karena si Daday nggak mau diajakin, dia toh nggak suka wisata yang seperti ini, sukanya dia ya ke mall, makan, yang berhubungan dengan beginian dia kurang suka.Sedangkan Ninik kebalikannya. Dia aktif, jiwa pelancong, suka bertualang. Ia ingin mencoba wisata budaya, ke Keraton lah ia mengajakku. Sepertinya aku fleksibel, diajak ke mall, monggo, di ajak wisata air, wisata budaya, monggo asal dapet ijin dari Bapak Ibu dan sesuatu itu tidak berbahaya.
ini beberapa oleh-olehnya





ini adalah wajah gadis yg ingin segera menikah :D

ini juga hahaha

al Quran dengan terjemahan bahasa Jawa

Yang ketiga adalah hari ini. Awalnya, aku dan Ama mau pergi ke Telkom, buat ngirim fax buat Ayahnya Ama. Pas lewat keraton Ama cerita kalau dia belum pernah ke Keraton selama ini. Haddeehh... kuper sekali dia,, udah 2 tahun di Solo.. wkwk.. Pieace Ma!

Kemudian ia memintaku untuk kesana. Oke ajalah, lagipula aku juga belum bosen ke Keraton. hehe... Setelah masuk, kesan pertama dari Ama adalah, "Mistis yo Riz." Aku mengangguk.
Kami berkeliling, mengambil beberapa gambar yang pas. Bisa minta guide kalo mau. Tapi ya bayar lagi. hehe... Cukup aku saja yang jadi guidenya Ama. Hahaha...

Saat masuk ke sebuah tempat yang aku tak tahu pastinya, pokoknya yang bersandal diharap melepaskan sendalnya, tapi yang pake sepatu boleh dipakai. Mungkin ini tempat rajanya tinggal. Suatu saat aku ingin melihat tari bedhaya ketawang dari sana. Aamiin. :)

Dan ini oleh-oleh dari keraton part 3.



silsilah dari kerajaan mataram

bisa keliling daerah keraton pake delman nihh

banyak yang jualan aksesoris dan cindera mata disepanjang jalan keraton

dapet nihh,,, pembatas buku dari kulit yang bergambar wayang


tiket masuk keraton





tembok pas keraton part 2
tembok yang sama pas keraton part 3
sudah di cat ^^
tapi nggak bisa di pake foto keren lagi, haha

Raisa - Mantan Terindah

.......
Andai ku bisa ingin aku memelukmu lagi
Oh di hati ini hanya engkau mantan terindah
Yang selalu kurindukan


Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu

......




Begitulah kira-kira lirik dari lagu Mantan Terindah milik Raisa. Tapi kenapa aku membahas tentang lagu ini? Yang notabene penulis adalah seorang single yang belum pernah punya mantan #curhat. 

Jadi ceritanya begini, suatu malam di sebuah kost-kost an yang bisa di bilang menyeramkan. Dilihat dari posisi yang memiliki tempat paling pojok -dekat dengan agen galon air minum- jalan yang tidak beraspal dan kecil. Bahkan ada salah satu teman kost yang bilang bahwa temannya yang pernah datang kesini melihat sesuatu. Apa itu sesuatu? Entahlah, aku juga tidak tahu dan tidak mau tahu. Aku juga tidak bertanya, saat Maika mau menjelaskan pun aku pura-pura tidak dengar. Aku termasuk cemen.

Namun bukan masalah horornya sih yang ditekankan, eh horor nggak ya? Horor? Nggak Horor? Horor? #ngitung kancing. Oke, saya putuskan semi horor.

Di kamar seorang putri cantik -anggap saja aku, hhaaaa- berbincanglah kami para penghuni lantai bawah, sambil nonton the Heirs tentunya. Secara drama the most wanted in this year gitu, apalagi ada Minhyuk dan si Sunbae apalagi Kim wo bin oppa. Eh eh ini bukan sedang bahas korea. Lanjuut...

Nah kemudian, kita sangat menikmati drama ini -sambil ngemil friedfrench dari Maika-. Sebenarnya si bisa dibilang hanya aku dan Dita yang nonton. habisnya Maika sama Lida gojegan -guyonan/bercandaan- mulu. Kami -aku dan Dita- terlihat serius dan mencoba menerka-nerka apa yang sedang mereka bicarakan. E... kami nonton streaming dari website SBS, jadi bisa dipastikan tak ada subtittle yang menyertai. Sok-sok an aja mengartikan dengan modal bertahun-tahun nonton dramKor.

Di tengah aksi nonton, seperti biasa streamingannya ngadat, kurang signal mungkin. Daripada bengong aku yang minjem HPnya Dita segera memutar salah satu soundtrack dari The heirs. 
"Anggap saja ini soundtracknya teman-teman.. hehehe..." dengan PDnya aku bilang begitu. Kebayang lah ekspresinya mereka bilang , "Ini anak nggak jelas banget.."
Lida nyeletuk. 
"Eh Riz, kamu suka dengerin lagu Mantan Terindah ya?"
"He? Nggak."
"Lha aku suka dengerin lagu itu e pagi-pagi. Kirain kamu yang mutar lagu itu, lagunya siapa itu?"
Aku mengangkat bahu.
"Lagunya Raisa," jawab Dita
"Yang mana sih lagunya?" tanyaku.
Kemudian Dita mempersiapkan suara, dan menyanyi, yaa 9:15 lah sama Raisa. Eh maaf Dit. :D
"Owalah yang itu to.." aku akhirnya paham lagunya. Kemudian kita nyanyi bareng *enggak ding, lebay*
"Beneran kamu yang mutar lagu itu pagi-pagi biasanya?" tanya Lida.
"Nggak." aku menjawab dengan santai. "Aku nggak punya lagu itu di HP," kataku kemudian sambil menunjuk-nunjuk heboh Hp samsung cham kesayangan.
"Ibuk kost mungkin Lid," akhirnya suara Maika terdengar.
"Tapi biasanya Ibuk kost itu lagu-lagunya religi taukk.." ucap Lida.
"Atau mas wawan -anak ibi Kost- ?" kataku
"Mas wawan tuh biasanya musik-musik metaaaalll!" kata Dita sambil mengangkat tangan dan menekuk jari tengah dan jari manis.
"Iya siihh..." ucap Lida pasrah, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Setelah aku mencoba membaca pikirannya....
"Jangan-jangan....... Bukan kita semua Lid?" aku membuat kesimpulan sesuka hati.
"Lha teruuus?" tanya Lida.
"Hiiii... jangan-jangan......" tambah Dita.
"Ah, apaan sih, udah deh, positif thinking aja."
Pembicaraan kita berakhir tanpa kesimpulan. Biarlah kami berhayal masing-masing,apa yang sebenarnya terjadi.
@@@

Keesokan harinya, aku memutuskan untuk olahraga pagi. Mencuci. Gilaaakk... Banyak nian cucianku rek. Daripada borring, mending dengerin Prambos, ada Gina in the Morning yang bisa membuat suasana pagi menjadi cerah ceria apalagi ditemani kak Gilang. Huhuuuuuuuiiiiyy...

Beberapa lagu telah di putar. Aku memasukkan detergen ke dalam rendaman baju semalem. Siapa tahu tadi malem detergennya kurang, soalnya banyaaak bingit. Aku mencuci sambil mendedangkan lagu, enak sekali. Lagu berikutnya, ternyata lagu mantan terinda dari Raisa. Aku dengan santainya menyanyikan reffnya. Kemudian aku merasa ada yang aneh di lagu ini.

Apa ya? Ah iya, percakapan semalem. Aku tahu jawabannya. Siapa yang memutar lagu Mantan Terindah, bukan ibu kost, bukan mas wawan apalagi, sesuatu, tapiiii............. aku. Iya, aku. Lida tidak salah dengar. Aku juga nggak salah loh, aku kan emang nggak punya lagunya. Tapi aku muter prambos tiap hari, daan tau sendiri prambors itu tiap hari lagunya sama. Jadi kesalahan adalah padaa.... ingatanku, lagi-lagi ingatanku. :) Manusia itu memang suka lalai. 

Aku menceritakan jawabannya pada Lida dan ia tertawa.

zya
14-12-13

Minggu, 08 Desember 2013

The First Journey naik Kereta

Sepertinya judulnya memang nggak banget, perlu ya diabadikan? Pertama kali naik kereta? Atau bahkan ada yang menertawakan, haaa?? belum pernah naik kereta? Seriusan?? Ya, memang saya belum pernah naik kereta. Dan gimana perasaan saya? Lumayan deg-deg an. Hahaha... 

Hari ini, 8 Desember 2013, hari ahad, saya memiliki sebuah agenda. Ikut aksi 1000 koin untuk jilbab polwan. Nah dikarenakan nggak ada temen akhwat yang lain, aku nggak jadi ikut. Dan hari ini, Ama ngajakin aku ke JOgja. Ketemuan sama anak-anak PSMKGI yang kebetulan datang di acara seminar dan LKTI di  UGM. Setelah Ama bilang mau naik kereta, aku sangat exited, sangat tertarik. Secara aku belum pernah naik kereta sebelumnya. Daripada di kost an sendirian juga, soalnya yang lain pada naik gunung Lawu. Aku nggak boleh ikut sama Bapak Ibu, katanya sih hujan-hujan, bahaya, nggak usah aneh-aneh, nanti aku sakit,, bla bla bla...........

Kegalauan melanda, nggak tau mau berangkat kapan, aku udah stand by melek dari pagi, takutnya berangkat pagi. Pukul 9 aku memutuskan untuk mandi di sela-sela nonton film Sang Pencerah (untuk yang ketiga kalinya, sumpah Lukman Sardi keren bingit.. ^^). Ama sms, kita mau berangkat pukul 10, naik kereta Sriwedari Express AC. Ealah, aku udah siap mau berangkat jam setengah 10, dia malah baru nyetrika baju. Biasa Ama sama Wahyu itu waktu indonesia bagian ngaret. Hehee.. Peace! 

Sesampai di sana, ternyata kita berempat. Ada Sofie, temennya mereka di PESMA. Karena kita sampai pukul 11, maka kita beli tiket yang jam 11.17. Menunggu lah kita. Sambil membayangkan betapa serunya naik kereta. Udah kayak nunggu di peron 9 3/4 aja. Lumayan banyak penumpang yang mengantri. 

Waktunya kereta tiba. Kami bersiap-siap menunggu di bagian pinggir. Ah, sebentar lagi nih, pengalaman naik kereta. Hehehe.... Aku dapet tempat duduk yang lumayan pewe lah, sebelahku bapak-bapak depanku mas-mas yang lumayan kece. Haha... Jadi kan ada yang bisa dilihat selain layar hape dan pemandangan di luar jendela. Walaupun habis itu harus beristighfar banyak-banyak. Bukankah pandangan kedua itu bukan milik kita? :D
tiket kereta api pertama yang aku punya 

Ama duduk di seberang kanan. Entah kenapa aku sibuk memandangi tiket melulu. Hihihi... Mungkin karena aku terlalu 'ndeso' sehingga cuman kertas gitu aja diliatin melulu. Masih terbawa kesenangan naik kereta. Memandangi jendela sesekali dan ngepoin bapak sebelah yang punya HP 3 biji. Android, BB, sama samsung yg murah. Eh, ketemu si Ghani yang mau pulang kampung, jadi merasa bersalah tadi nggak jadi ikut aksi, dia yang ngajak sih. Ya habis gimana lagi, masak aku sendirian? afwan ya Ghan. ^^

Pas mbak-mbak dateng menawarkan makanan dan minuman menggunakan troli, berasa di film Harry Potter deh. Kemudian bapak pegawai kereta memeriksa tiket dengan melubangi tiket kami. Kalo ini seperti di film kartun qucky express atau apa gitu lupa...

Ibu-ibu di sebelah mas kece baik banget kayaknya, ramah gitu. Nawarin permen ke mas kece, trus bangunin mas kece saat ada petugas kereta api mau meriksa karcis. :) Semoga masih banyak orang-orang yang care sama orang sekitar.

Sesampainya di Jogja, kita kan melewati stasiun meguwo atau apa gitu, keretanya berhenti/transit, nah Ama ngira kita turun di sana. dia nanya ke Wahyu, "Loh kok stasiun ini?" Wahyu bilang, "Nanti kita turunnya, masih ke stasiun Tugu kok."
Ternyata bener, masih ada satu stasiun lagi, maklum aku ngikut aja, soalnya nggak mudeng Jogja.

Kemudian kita turun, ternyata langsung Malioboro -sebelumnya shalat dhuhur dulu dong, dan berpisah dengan Ghani yang melanjutkan perjalanan ke Purworejo-. wuihh... Belum lihat-lihat sih, nyari makan dulu di food court. Mahal rek, hehe... Iyalah namanya juga makan di mall. Nggak papa, sekali-kali. Setelah makan, kami nunggu temennya Ama, yang belakangan aku ketahui namanya mbak Risa, dari FKG univ di Aceh. Kemudian kami jadi semacam tour guidenya mbak Risa, nganterin mbak Risa belanja oleh-oleh di Malioboro. Dan..aku dapet gelang buat dedek tercinta.

gelang kece dari malioboro
Kami menuju halte Bus depan benteng Vredenburg (CMIIW pada ejaan), dan ternyata mbak Risa bawa temen, namanya mas Andi -belakangan aku tahu bahwa, masnya udah koas-. Perjalanan yang panjang menuju UGM, karena harus naik bus 2x, 3A dan 3B, ditambah sesaknya masyaalloh. Apa karena weekend, atau emang kesadaran masyarakat Jogja untuk menggunakan transportasi umum tinggi? Who knows. HUjan pula.. beuh,, lengkap.

Sampai UGM kami bertemu banyak kakak-kakak PSMKGI. Mbak Kiki, mbak Tiara, mas Bayu, mas Zaim, dan mas Fuad si sekjen PSMKGI. :) Terima kasih telah memberikanku kesempatan bertemu orang-orang hebat, dalam keorganisasian. Lama kita ngobrol, nggak terasa waktu menunjukkan pukul 5. Kereta mas Andi sama mbak Risa jam 18.00. Nah keretaku sama Ama (oh iya, Wahyu sama Sofie tertinggal di Malioboro) berangkat pukul 17.45. Aku sama mas Andi nunggu Ama sama mbak Risa ngambil barang yang lumayan lama. Setelah pesen taksi nggak dapet-dapet, akhirnya motoran. Aku boncengan sama Ama. Lumayan ngebut. Lumayan terkejar. Mungkin saat itu wajah Wahyu sama Sofi udah muram seperti langit Jogja tadi sore -efek nunggu kita kelamaan-. 

Pas, udah sampai di stasiun, ada kejadian tak terduga. Ada bapak-bapak mindahin ranting pohon ke atas pick up tapi nggak lihat-lihat. Alhasil kena kita dong. Gimana sih Bapak ini, nggak lihat-lihat. Mana kami jatuh nggak ada yang nolongin. huft... Untung mas-mas dan mbak Risa nggak liat. Wah malunya kami. 

Setelah parkir dan ngasih kunci motor ke mas Fuad, aku dan Ama langsung lari ke pintu masuk. Wahyu dan Sofi udah nungguin. Terdengar suara CS yang memanggil penumpang jurusan Solo. Eh Ama puter bailk mau pamitan sama mas Andi sama mbak Risa. Kami udah panik se panik paniknya. Saat ke bagian pintu masuk, bapaknya bilang kereta udah berangkat. Trus ada yang bilang belum berangkat. Akhirnya kami masuk, kemudian petugas yang di dalem nanya, dan ............... ternyata klereta udah berangkat. Tiket 20rebu pun hangus. Kereta Sriwedari express + tempat duduk +AC hilang. it was gone..

Wahyu langsung bad mood seketika, karena ia masih harus pesen konsumsi buat acaranya besok -entah acara apa, i'm not sure-. Ama sama Sofie beli tiket lagi. Aku menahan perihnya goresan di kaki karena jatuh dari motor tadi, sambil memperbesar hati Wahyu yang sedang badmood.

Kami dapet tiket 18.40. Lumayan lah nggak nunggu lama. Aku permisi ke toilet dengan menahan rasa perih di kaki. Kubersihkan luka dan segera beli air minum. Secara badanku masih gemeter. Roti tadi pagi pun juga langsung kulahap habis. Beberapa lama kemudian kereta datang. Ya nggak papa lah berdiri, yang penting selamat sampai tujuan. Solo i'm comming. 

Tak lama kami berdiri, satu persatu dapet tempat duduk. Aku dan Ama merefresh tindakan bodoh kami tadi, huuuhhft... Semoga tidak akan terulang kembali. And finally, aku nyampe Solo dengan selamat, walopun dengan kaki kiri lecet, kaki kanan memar. T.T.

ini sedikit koleksi dari liburan hari ini, nggak sempet mengabadikan banyak. 
stasiun tugu Jogjakarta

habis ketinggalan kereta, nunggu lamaa

air minum penyelamat deg-deg an habis jatoh

berdiri sambil nahan perih


tiket pulang dan pergi perdana

oleh-oleh tidak lupa buat temen tutorial :)


zya 
Ahad, 8 desember 2013, sejenak melupakan laporan praktikum