Kamis, 27 Maret 2014

Retakan-Retakan Persahabatan

Saya pernah memberikan gambaran seberapa besar persahabatan yang saya lalui bersama teman-teman di sini. Tak akan pernah menyangka bertemu orang-orang hebat seperti mereka. Memiliki sejuta pengalaman seru bersamanya. Saling curhat-curhatan, mendengar apa yang mereka keluhkan, mereka mendengar apa yang saya keluhkan. Lengkaplah sudah. Di sini saya sebagai anak rantau, yang tidak mempunyai siapa-siapa. Karena mereka-lah saya betah berada di sini, tak merasa sendirian. Mereka adalah pengingat dikala futur. Penyemangat hati pabila sedang gundah galau gulana.

Pertanyaannya adalah, bisakah hal-hal itu abadi? Bisakah semua kegiatan yang kita lakukan ini bersifat membahagiakan? Ada nggak sih mudharatnya? Ada nggak sih cek-cok antar teman. Mari kita bahas tentang masalah ini.

Tidak dipungkiri, saya pernah beberapa kali marahan sama sahabat sendiri. Dari masalah sepele, yang sebenarnya aku pun tak tahu apa sebabnya, sampai kekhilafanku sendiri. Semua telah saya lewati dengan baik. Dengan diiringi sikap dan sifat baru yang membuat saya lebih baik dan lebih berhati-hati menghadapi teman-teman yang beragam sifatnya.

Sebenarnya saya selalu ingin punya teman seperti di sinetron/film. Mereka bersahabat dari kecil sampai dewasa bahkan sampai usia lanjut. Nah, persahabatan seperti ini yang sebenarnya saya inginkan. Namun, kenapa belum terwujud? Masalahnya adalah, yang pertama saya SD di sebuah desa nan indah di mana sebuah istana megah tinggal. Saya memiliki beberapa sahabat. Kala itu saya juga pernah marahan sama beberapa teman dengan alasan saya dijauhi adalah karena saya tidak mau memberikan dia contekan. zzzz... alay tenan.. Itulah masa kanak-kanak zaman dulu.

Nah, masuk SMP, aku harus berpisah dengan mereka, dikarenakan aku harus merantau ke kabupaten sebelah untuk melanjutkan sekolah. Dikarenakan ada beberapa hal yang nggak seru dan nggak asyik kalau saya masuk di SMP deket rumah. maka, sampailah saya disebuah sekolah berstandar nasional yang sekarang menjadi bertaraf internasional dan menjadi sekolah biasa. :D Espero tercinta. 
Masa-masa ini aku menemukan lagi beberapa sahabat kece nan cantik jelita. Sejenak melupakan teman-teman SD yang lama tak bersua kembali karena terpisah jarak.  Lagipula rumah saya jauh dari rumah sahabat-sahabat kala SD.

Di kerajaan espero, saya pernah sempat dijauhi dan marahan sama salah dua diantara mereka. Dengan keteguhan hati, saya mencoba memperbaiki semuanya. Hasilnya, kami baik-baik saja sampai sekarang. :) Hal yang paling aku benci adalah dijauhi teman, apalagi sahabat sendiri. Itu lebih menyiksa daripada cinta bertepuk sebelah tangan. Seriusan. Bisa membandingkan karena saya pernah mengalami sendiri. Cinta bertepuk sebelah tangan itu galaunya cuman sehari dua hari. Dijauhin teman itu galaunya setiap waktu, sampai akhirnya baikan lagi. Bener, nggak bohong. 

Kami baik-baik saja, merencanakan satu SMA bersama-sama. Merajut kembali asa yang telah kita usung bersama. Awalnya kita satu visi, pergi ke smansa yang ada di kota yang berslogan Bangkit ini. Belum ada perubahan setelah aku tahu ada pengalaman yang jauh lebih menantang di luar kota Bangkit ini. Aku menjadi galau. Masak harus pindah lagi? Masak harus pindah sahabat lagi? Dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk menjalani kehidupan baru. Meninggalkan semua sahabat-sahabat espero yang sudah menemaniku selama tiga tahun. Sedihnya adalah harus memulai dari awal lagi sebuah pertemanan yang akan saya jalani selama tiga tahun ke depan.

Masa-masa SMA, tidak seburuk seperti yang pernah saya bayangkan saat masih SMP. Justru saya bertemu sahabat-sahabat yang semakin beragam. Karakter mereka menjadi pelajaran yang sangat berharga. Sahabat-sahabat penari, grup terkeren dengan kerjasama yang solid. Saya mendapatkan sahabat yang mampu mewarnai hari-hari menjadi indah.

Beberapa dari mereka, sahabat SMA bahkan sampai sekarang masih berada di dekatku. Merajut impian di kota orang, bersama-sama. Memang dari teman SD sampai kuliah sekarang, kami masih sering ketemu, sms-an dan berkomunikasi lewat jejaring sosial lainnya.

Sekarang, saya menemukan lagi contoh keretakan persahabatan kembali. Namun, bukan dari saya kali ini. Ada seorang sahabat, yang sekarang sedang dekat dengan saya dan sahabat saya. Sebenarnya memang tidak masalah, kita dekat, kita main, kita makan dengan siapa saja. Yang tidak biasa dan menjadi masalah adalah, seorang sahabat ini seperti meninggalkan sahabatnya yang lain dan datang pada kami. 

Tidak salah memang, sahabat ini bercerita semua alasannya. Bagaimana di berada dalam komunitas di yang biasanya seperti apa. Kemudian kenapa sekarang dia lebih memilih bermain dengan kami. Sahabat ini bilang, ia sedang berada di dalam titik jenuh pertemanan.

Bermacam-macam suku budaya ada di kampus kami. Sifat beberapa manusia sangat bertolak belakang. Tergantung bagaimana kita menyikapi semua sikap dari mereka. Gunanya sahabat itu apa to? Jadi supir? Jadi bodyguard? Nggak kan. Mereka datang, diutus oleh Alloh untuk menemani kita, mendengarkan cerita kita, mengingatkan kita dari segala perbuatan buruk. Ia adalah kontrol sosial bagi kita.

Nah, bagaimana menyikapi apabila terjadi ketidaksamaan pendapat?
Jangan buru-buru membantah, pikirkan dulu, benar nggak sih apa yang dibicarakan oleh sahabat kita? kalau kalian tahu sahabat kalian itu keras kepala, jangan sekali-kali kalian bantah dengan penuh dan kalian patahkan begitu saja argumennya. Balas dengan perlahan, berikan penjelasan yang ilmiah kepadanya. Kita harus bisa mengimbangi dia.

Kalau kita merasa tidak dihargai dan merasa 'kenapa dia nggak mengerti aku' gimana?
Nah, ini yang sering dilakukan. Bagaimana kalian mau dimengerti, kalian nggak pernah bilang mau kalian apa. Seharusnya apabila sebuah persahabatan telah terjalin, saling terbuka dan mengemukakan pendapat adalah hal yang biasa dan wajib dilakukan. Katakan, jelaskan keinginan kalian kepada sahabat-sahabat kalian. Jangan merasa tertindas, selalu di kekang oleh sahabat kalian. Apa gunanya persahabatan kalau seperti itu. Yakinlah, sahabat kalian akan mengerti dan welcome terhadap permintaan kalian. 

Jangan ada gengsi-gengsian!
Sering-seringlah bilang minta maaf kalau salah, dan minta tolong kalau butuh bantuan. Hal ini akan menjadikan persahabatan kalian lebih indah. Sahabat kalian akan merasa dihargai dan dihormati. Apabila kalian merasa salah, langsung aja dekati dia, minta maaf ke dia, jangan sampai masalah terus berlarut-larut lama. Ini adalah masalah klasik perempuan. Suka melarut-larutkan masalah dan tidak bisa membuatnya menjadi simpel.



Yuk ! Hang Out bareng !
Sangat bermanfaat sekali obat ini. Dengan keluar dari persembunyian kalian, siapa tahu ada inspirasi segar yang masuk kemudian segala perasaan tidak enak itu akan hilang seketika. Jagalah waktu main bareng dengan sahabat. Pekalah terhadap  mood sahabat anda. Dia lagi enak hati diajakin keluar nggak sih? Tawarin aja dulu. Yakinkan kalau keluar bersama tidak akan membuat dirinya lebih kesepian dan lebih merana. Keluar bersama mingkatkan kualitas pertemuan dengan sahabat, sehingga kita bisa lebih mengenal bagaimana sebenarnya sahabat kita ini.

Mungkin ini sedikit pengalaman persahabatan saya dalam bab retakan-retakan persahabatan. Semoga bisa bermanfaat dan menjadikan persahabatan diseluruh dunia menjadi indah untuk dijalani dan dikenang. :) Bukankah marahan lebih dari tiga hari itu dilarang? :)