Minggu, 15 Maret 2015

Girls Day Out !!!

Ahaa!!! Akhirnya setelah setahun  rencana ini kami lontarkan, terwujud juga, kemarin Minggu, 8 Maret 2015. Destinasi pertama: Prambanan. Aku, Maika, dan Ama sudah berteman sejak awal pertama masuk kuliah, ya kurang lebih tiga tahun lah ya kita bareng-bareng. Karena kesibukan masing-masing personil, ada yang sibuk skripsi, sibuk kuliah, dan kami semua sibuk di organisasi, nggak pernah dapet waktu yang pas untuk vacation bareng-bareng. 

Nggak pake lama, tanggal ditentukan. Pokoknya harus jadi hari minggu itu! Titik! Jangan sampai rencana ini menjadi wacana kemudian. Sempet dapet ujian sih, posisi aku disuruh pulang sama Ayah, gara-gara ada sodara yang lagi sakit. Namun akhirnya ya aku gak jadi pulang, titip salam aja buat yang lagi sakit ke orang tua. Rencananya juga mas Fachmi, Sekjen PSMKGI ngajakin Ama ketemu di Jogja. Duh tambah masalah lagi kan. Untungnya nggak jadi, diganti lain hari karena suatu hal. Oke alhamdulillah kita jadi pergi! Wacana? Bye!


Kereta sriwedari ekspres mengantarkan kita menuju ke Prambanan. Ah iya cerita lucu sebelumnya adalah. *flashback
Pagi. Setelah shalat subuh aku nggak tidur, sengaja biar bisa bangun tepat waktu untuk beli tiket. Soalnya kalo nggak segera beli, nanti nggak kebagian tempat duduk. Berangkatlah aku dan Maik jam 06.00 pagi buat pesen tiket. Setelah tiket di tangan, kita siap-siap dan baru berangkat dari kost jam 06.50 WIB. Padahal, kereta kita berangkat pukul 07.02 WIB. Wkkkkk.... nekat sangat. Sampai parkiran Ama sudah melambai-lambai bilang keretanya mau berangkat. Untungnya pas kita sampai loket masuk, keretanya baru memarkirkan gerbongnya di stasiun. Alhamdulillah. Segera kita mencari tempat duduk yang tertera di tiket. Perjalanan dimulai. Jug ijag ijug ijag suara sepatu kuda #eh suara kereta api. 

Bahagia banget rasanya, excited banget. Habis lari-lari pula. Dalam perjalanan tidak begitu menarik. Seperti biasa merasa bangga gitu lewat di jalan bebas hambatan, menangan, seneng banget kalau lihat kendaraan berhenti karena  kereta yang aku tumpangi lewat. Huehehehe... *senyum devil

Sesampainya di stasiun Meguwo, kita turun dan menunggu trans Jogja jurusan Prambanan nomor 1B. Kemudian kita turun di sebuah terminal kecil dekat candi Prambanan. Waktu turun dari bus, banyak tukang becak dan kusir delman menawarkan jasa untuk ke depan gerbang Prambanan. Karena kita olahragawan -sebenernya juga pengen irit- jadi kita memutuskan jalan kaki menuju gerbang Prambanan. Lumayan juga, capeknya. 

Pas masuk masih sepi parkirannya. Loket masuk juga cuman beberapa orang. Kami ditawari paket untuk sekalian ke candi Ratu Boko. Kalau tanpa ke candi Ratu Boko haraga tiket masuk candi Prambanan all day 30.000 rupiah. Apabila ditambah ke candi Ratu Boko kita cukup membayar 45.000 rupiah free transportasi ke sana. Soalnya jauh. Kami memutuskan untuk ambil tiket terusan. Destinasi pertama adalah candi Ratu Boko, kami menunggu pemberangkatan elf yang akan mengantar kita. 

Yuhuuuu.... sampai deh ke Ratu Boko, mata kita dimanjakan dengan pemandangan perbukitan di jalan menuju ke sana. 
Pintu masuk candi Ratu Boko #abaikan modelnya

Pas kita mau foto, ternyata kan si hape encik Mai nggak bisa di pake timer. Sedangkan hanya hp dia yang punya kamera depan. Jadi dia harus mengunduh aplikasi kamera yang memiliki timer. Encik khawatir kalau di atas nanti sinyalnya buruk, di tengah tangga sinyal menjadi E. Maka dari itu kita harus menunggu encik selesai mengunduh. Jadinya kita -aku dan Ama- foto-foto dulu deh.
see, encik lagi nyari sinyal buat ngunduh, itu lihat ngga? Kecil kayak upil? wkkk

narsisme LOL
Saat kita sedang asyik berfoto, ada bule Jepang yang minta foto bareng kita. Hihi... disangka artis kali ya. Bodohnya langsung membiarkan mereka -cewek dan cowok bule Jepang- pergi tanpa mengajak foto di kamera HP kita. Yaudah deh ga apa-apa. Toh mereka juga bukan artis. :D

Setelah encik Mai selesai mengunduh, kita siap mengeluarkan senjata pamungkas: TONGSIS si tongkat narsis. Hahaha... 
Beberapa view dari candi Ratu Boko yang bisa kita abadikan.

we felt free






bule Jepang yg ketemu di depan, trus minta foto lagi deh sama mereka. Arigatou! :) mereka baik banget.

Capek ternyata muter-muter candi ini. Lanjuutt ke prambanan naik elf yang seperti tadi. Tenaga kita terkuras abis di Ratu Boko. Jadi di Prambanan cuman jalan sebentar foto-foto trus istirahat. Beberapa oleh-oleh dari Prambanan.
panasnya subhanallah sesuatu
Dzuhur. Kita memutuskan shalat di luar prambanan, Di masjid depan. Mampir bentar di penjual es dawet, kemudian memutuskan makan di Sup Ayam Pak Min deket situ. Perjalanan kita ke pemberhentian bus trans masih jauh di sana, sedangkan matahari nggak mau meredupkan cahanya. Ah, hari itu benar-benar cerah sekali. 
Alhamdulillah kita langsung dapet bus 1B yang mengarah ke stasiun Tugu. Ngantuknya, deket AC sih ya, ditambah capek jalan-jalan dari pagi. Kenyang habis makan siang. Wkkk... Sempurna, dipake buat tidur. 
Di stasiun Tugu kami mengantri panjang untuk beli tiket pulang ke Solo. Adanya tiket jam 16.15 WIB. Waktu itu kita antri jam 14.00 WIB. Jadi deh nunggu dua jam di stasiun. Karena bosan, Ama membeli koran untuk dibaca-baca, aku sibuk mendengarkan lagu dari Hp, encik Mai merebahkan kepalanya ke meja. Hingga pukul 15.00 WIB kita memasuki kereta yang akan kita tumpangi. Gerimis datang tiba-tiba tak diundang. Untungnya kita sudah sampai stasiun. 

Kereta berjalan dengan normal, situasi masih agak kurang nyaman gara-gara pengapnya bukan main. Kami memutuskan untuk mengisi teka teki silang yang ada di koran yang dibeli Ama. Sampai sebuah teriakan menggemparkan seluruh gerbong. Semua berkerumun di sumber suara. Ternyata ada seorang anak kecil yang tangannya kejepit pintu. Kereta kami berhenti di stasiun Klaten. Nah nggak tau gimana kronologi ceritanya, si adhek tiba-tiba kejepit pintu yang sedang membuka. Kasihan... T.T Akhirnya mereka diturunkan di stasiun Klaten untuk diobati. Semoga si adhek baik-baik aja. Kereta berjalan kembali, kami sibuk kembali dengan TTS yang membuat kita heboh sendiri di gerbong itu. hehe... maaf ya para penumpang.
Sekian pengalaman liburan singkat kami menjelajah wisata budaya dan sejarah di Jogja. Semoga bermanfaat, eh apanya juga yang bermanfaat. Semoga menghibur para pembaca deh. Kalau bukan kita yang  mengapresiasi warisan budaya lokal, siapa lagi? Tunggu vacation kami selanjutnya! :)


Senin, 09 Maret 2015

Urusan perasaan, perasaan, dan perasaan by Tere Liye

Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya.
Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota remaja hingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).

1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.

2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri.
Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.

4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya.

6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.

8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.
Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.
source: MV Raef-You're the one
Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.
Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri.
Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.

Night, night.

 Tere Liye