Minggu, 20 November 2016

Satu persatu Menikah #episodeAnggidanMasPram

Ah, akhirnya kamu menikah Nggi. Happy wedding, semoga selalu bahagia, langgeng, dan cepet dapet momongan. Hihihi.. 😊😊😊
Dari kita berlima, kamu Olyvia Heranggi Kristi si cewek cerewet, tengil, gaul, suka sama matematika ini nyoling start. Kami sih dulu ga ada perjanjian apapun siapa yang bakal nikah duluan. Ngga nyangka aja kamu duluan. Hihi... Memang kalau jodoh ga bakal kemana. Dulu kamu yg suka cerita cerita tentang cowok begitu hebohnya, masih ingat dulu kamu nangis di kamar mandi hanya karena mamah kamu lebih menyayangi mas Angga (menurut versi kamu), rasanya itu baru sebentar saja. Dan sekarang kamu sudah harus hidup bersama orang lain.

Biarlah nanti selanjutnya biar waktu yang akan menjawab. Siapa rangking kedua selanjutnya. Karna jodoh itu misteri. Misteri yang sebenernya ingin segera aku pecahkan. Gimana ya, semakin banyak teman teman yang menikah, semakin gundah gulana hati ini. Huft, , , Apalagi yang menikah teman dekat.

Melihat Anggi dan mas Pram di pelaminan aku jadi berfikir macam macam. Ah, prasangka, segala macam prasangka itu tidak baik. Salah salah bisa bikin kita terjerumus prasangka itu dan sakit hati sendiri. Semoga saja kalau si dia entah siapa itu adalah lelaki yang berani, memperjuangkan, dan bertanggung jawab atas perasaannya. Menjaga hatinya untukku nanti, eh sebenarnya ga boleh egois. Kita titipkan sajalah hati ini kepada Sang Pemilik Hati yang sesungguhnya ya Mas. Sabar, jangan datang sekarang tak apa, aku sedang membersihkan hati untukmu. Jadi kelak kalau kau datang semoga hatiku sudah bersih. Aku tunggu ya Mas, di rumah. Mas entah siapa namamu dan bagaimana rupamu 😂 Hari ini diampuni bapernya ya ya Allah?

Minggu malam,
Zya
19.21 // 20-11/16

Jumat, 18 November 2016

Siapkah ku jatuh cinta?

Seperti lirik lagu HiVi memang,
Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti ku tak merasa ada yg berbeda diantara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu
Hanya karna diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku..
Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?
Kira kira begitulah sepenggal lirik lagunya

Jika kita jatuh cinta, harus siap menanggung semua resikonya. Bergulat dengan perasaan rindu. Bertengkar dengan logika atas kesimpulan kesimpulan imajinatif yang kita ciptakan. Belum tentu kesimpulan kita mengenai sebuah kejadian itu benar adanya. Jika menyangkut sang pujaan hati, maka selesai sudah, pasti kita memganggap semua itu benar adanya.

Namun, siapkah kita melewati hal hal seprti itu? Tanyakan kepada diri sendiri. Siapkah kita akhirnya tahu bahwa kesimpulan imajinatif kita tidak sepenuhnya benar? Patah hati. Siapkah kita akhirnya tahu bahwa dia bersikap seperti ini kepada siapa saja? Remuk hati. Siapkah kita akhirnya tahu bahwa yang dia pilih ternyata wanita lain, yang lebih dari kita, bahkan malah memilih teman sendiri? Hancur berkeping keping hati ini.

Konsekuensi berikutnya, apakah kita mampu mempertanggungjawabkan rasa ini lepada Sang Pemilik Hati? Perasaan ini tumbuh dimasa yang kurang tepat. Kita masih belum melewati ijab dan qabul. Langkah yang akan kita ambil apalah benar? Mencintai dia, memikirkan dia yang bukan siapa siapa? Yang masih haram kita sentuh?

Siapkah ku tuk jauth cinta? Entahlah... Sekuat tenaga aku menjaga benteng ini, namun bukan untuk menutup hati, hanya membiarkannya sedikit terbuka. Aku sudah dewasa, seharusnya bisa memanage perasaan itu dg benar. Sudah sekian tahun hanya jadi secret admirer, gampang saja kali ini. Hanya jadi pengamat. Bukan kepoers, semakin kepo, nanti semakin rindu, semakin bahaya perasaan yg blm halal ini. Pembatasan itu perlu dilakukan. Walaupun sering masih tergoda oelh setan setan virus merah jambu, sebisa munkin berinteraksi dg lawan jenis dibatasi. Sehingga dalam proses penantian ini, aku tetap menjaga diri, menjaga cintaNya, tidak menduakanNya, ampuni aku ya Rabbi 😥😥😥

Maafkan atas waktu lebih untuk mendoakannya di shalatku
Maafkan atas waktu lebih untuk sekedar memikirkannya
Hambamu ini hanyalah manusia biasa
Yang tak luput dari dosa


Jumat pagi,
07.21 -- 18/11/93

Kamis, 17 November 2016

Kau tahu kenapa kita tidak segera dipertemukan?
Mungkin hatiku masih belum sepenuhnya bersih dari masa lalu
Aku juga tak ingin menyambutmu dg hati yg masih ada ruang untuknya
Itu kesimpulanku yang pertama

Kau tahu kenapa kita tidak segera dipertemukan?
Kamu belum siap, aku belum siap
Menurut Sang Pemilik Hati
Kita mungkin masih harus terus berusaha mengambil hatiNya
Hingga waktu berlalu dan mendekat di masa itu
Masa di mana kita akan bertemu
Insya Allah

Biarlah, jangan mendekat
Aku takut jatuh lebih dalam karena perhatianmu
Aku juga tidak bisa memastikan perasaanmu kepadaku
Jadi tetaplah seperti ini
Jangan biarkan aku jatuh lebih dalam

Dan jika di masa penantian ini kau mendapatkan dia yg lebih baik
Aku tidak akan jatuh sakit memikirkanmu
Begitu juga sebaliknya
Tidak ada sesal, tidak ada sesak di dada
Aku hanya akan mendoakan siapa yang menurutNya, terbaik untuk kita


Kamis pagi yang berembun,
Zya
06.49 - 17/11/16

Jumat, 11 November 2016

Rasa

Jatuh untuk kesekian kalinya
saya harap ini yang terkhir kalinya
Terjadi begitu saja
Tanpa saya sadari
tidak nampak seperti apa prognosisnya
hanya saja, gejala-gejala yang hadir begitu meningkatkan hormon serotonin

Ingin rasanya menyembelih rasa ini
begitu menyakitkan
ketika saya harus selalu memikirkanmu
begitu menyesakkan ketika memikirkanmu dilarang oleh sang pemilik hati
DIA akan cemburu berat 
ketika kita dekat tanpa adanya ikatan yang sah

saya hanya meminta,
kuatkan hati yang lemah ini
agar selalu berada dalam jembatan AlQuran dan AsSunah
hingga waktu yang tepat
ingin rasanya menyembelih rasa ini
menggantinya sepenuhnya hanya untukMu
Rabbku :')

zya
21.10
11/11/16

Selasa, 08 November 2016

Penjelasan

Jantungku sudah ingin keluar sepertinya. Suara lup dup lup dup ini semakin jelas. Setiap dia menyapa, setiap dia mulai bercakap, bahkan hanya dengan melihatnya. Dia selalu memberiku semangat disetiap momen aku merasa sedih dengan semua aktivitasku. Tapi yang masih menjadi misteri adalah apakah dia memiliki perasaan yang sama kepadaku? Aku tidak yakin. Aku belum pernah memiliki pengalaman mencintai seseorang ataupun dicintai seseorang spesial.
"iya ini ada maksud mengarah ke situ nih, dia udah nanya basa basi gini,"
"beda beda, dia keliatan ini kalo suka sama kamu,"
"di tunggu aja, ga perlu buru buru menyimpulkan, siapa tahu banyak pancingannya,"
Begitulah kira kira pendapat beberapa sahabat yang aku mintai pemdapat.

Aku masih takut, jujur. Takut patah hati. Takut keGRan, dan hasilnya nihil. Nothing. Membuang buang waktu saja. Inginku, kejelasan. Aku ga mau berlama lama begini. Takut, takut dosa. Karena agamaku jelas membatasi hubungan dengan lawan jenis. Aku tidak sabar. Kalau dia ada niatan baik denganku kuharap dia segera memberikan penjelasan. Mungkin harus aku yang turun tangan bertanya kepadanya.

Satu momen itu kurasa pas. Aku bertemu dengannya di sebuah book cafe, dia yanga menyapaku duluan dan meminta ijin untuk duduk di mejaku. Beberapa pembahasan mengenai buku yang aku baca menjadi topik awal perbincangan kami. Sebenarnya aku ga fokus, aku deg deg an ingin bertanya kepadanya. Semoga suara jantung ini tidak terdengar olehnya.

"sebagian besar novel ini sih tentang jatuh cinta diam diam." aku diam sejenak. "kamu pernah kayak gitu?"

"pernah. Sampe sekarang."

"trus? Diem aja? Kamu kan laik laki."

"aku masih ragu."

"ragu kenapa?"

"ada dua hal. Yang pertama aku tidak yakin dia juga menyukaiku, fans nya banyak sih. Dia juga terlihat sangat menarik, teman temannya banyak, mungkin aku tidak pantas bersamanya."

"yang ke dua?" tanyaku penasaran. Aku tidak bisa menyimpulkan siapa wanita yg disukainya.

"menikah, aku ingin langsung mengajaknya menikah. Namun, menikah tidak segampang membalikkan telapak tangan. Tidak sesederhana membuat vanilla latte. Persiapan yang matang dari psikologi maupun fisik sangat diperlukan. Aku hanya belum mempersiapkan sejauh itu."

"nanti kalo wanita itu diambil orang gimana? Kamu sih kelamaan."

"simpel, dia bukan jodohku."

"kalau dia masih tetap menunggumu dan butuh kepastian segera? Wanita itu butuh kepastian. Kalau lama lama digantungin ya capek. Fikirannya akan terbagi. Ini fakta. Normal terjadi kepada wanita."

Dia diam.

"bilang aja dulu, siap tidak siap bisa dibicarakan kedua belah pihak. Niat baik insya Allah selalu ada jalan." tambahku.

Percakapan sore itu sangat serius. Aku masih belum bisa menebak. Sampai beberapa hari ini sih tidak ada kabar darinya. Aku belum bertemu lagi dengannya. Status nya di media sosial pun hanya seputar kegiatannya sehari hari. Jikalau mungkin bukan aku, aku akan berusaha lapang menerima. Karena hatiku sepenuhnya adalah milikNya. Sang Maha Pengasih lagi Penyayang.

Fiksi
Jangan seperti hujan, yg tidak jelas kapan akan turun dan kapan akan reda 😢
Zya
07.42
8/11/16