Senin, 19 Desember 2016

Diary Gea #1 ~ Semua ini membuatku sesak ~

"Lagi kenapa sih?"
Aku mendengarnya bertanya, tapi aku masih sibuk menatap bulir bulir hujan di jendela. Banyak orang yang bilang, hujan bisa membawa kesedihan, kerinduan, dan mengingatkanmu atas masa lalu.

Maka untuk itu, jangan pernah jatuh cinta dan patah hat saat hujan, jikalau semua berakhit buruk, kau akan terus teringat saat ada hujan. Padahal hampir separuh tahun adalah musim pemnghujan. Kau mau mengenang hal itu setengah tahun penuh? Huh...

"Cerita dong, jangan bikin aku tambah sedih ngeliat kamu kek gini Ge," bujuk Lili.

Memang, aku yang menyuruhnya datang kemari, tapi aku masih menikmati rintik hujan yang turun, bergulir pelan di kaca jendela.

"Kau tahu, bagaimana rasanya saat kau rindu tapi tidak bisa mengatakannya? Tercekat di tenggorokan. Semacam nanah yang akan ke luar dari bisul. Mau pecah tapi terhalang lapisan kulit."
"Kau terlalu puitis Gea, lebih lebih saat kau jatuh cinta seperti ini, bikin aku mau muntah," katanya mencibir.
"Ah, kau hanya tidak mengerti."
"Aku tahu rasanya. Kalau rindu, tinggal bilang. Beres kan?"
"Tidak sesederhana itu, agamaku membatasinya, agama kita."
"Well yah, itu pilihan."
"Terlebih lagi, kau tidak tahu, orang yang kau rindukan itu, apakah juga sedang merindukanmu? Orang yang kau rindukan tiap detik, apakah juga memiliki perasaan yang sama," mataku berasa panas dan berair.
"Gea? Kau menangis?" Tatapan Lili semakin serius. "Hei, katakan saja padanya, kalau kau menyukainya. Tidak ada yang melaranh, bahkan Khadijah pun mengatakan duluan kepada Nabi Muhammad."
"Tapi Li, banyak hal yang harus difikirkan. Jika aku mengungkapkannya, aku harus bisa mempertanggungjawabkannya Li, dan aku belum siap. Ah, aku hanya letih, menyimpan perasaan ini, tapi aku harus menyimpannya demi diriku sendiri. Setiap detik membunuh semua rasa rindu itu, menghapus wajahnya dari ingatanku."
Lili memelukku. Aku tidak bisa membiarkan air mata ini terlalu lama menggenang.
"Jadi, apa yang ingin aku lakukan untukmu?"
"Tidak ada, aku sudah khatam quotes quotes tentang cinta, sudah kuhafal semua, buku buku tentang cinta sudah aku baca semua, ya mungkin belum semua, tapi aku sudah paham semua isi buku buku itu. Kau tahu, ini yang namanya teori tidak sesuai dengan praktiknya. Aku hanya ingin kau, di sini, sebagai sahabat, mendengarkanku, menghapus air mataku, dan membuatku tersenyum lagi."
"Pasti, as always, insya Allah."
"Biarkan rindu ini disampaikan oleh bulan di atas sana. Malam ini biarlah aku tidur berselimutkan rindu. Aku ingin menikmati prosesnya. Apakah menunggunya akan sesulit ini, aku rela. Aku akan belajar ikhlas, jika ia tidak memperjuangkanku. Biarkan waktu yang akan menjawab, mungkin esok, lusa, lima tahun lagi? Entahlah, aku akan berusaha tetap tegar seperti Gea biasanya. Berjalan ke depan meski terseok seok, asalkan ada kamu yang membantuku berjalan," aku menghapus air mataku.
"Geaaa... Aku harus berterima kasih kepada Allah yang telah memberikan wanita hebat yang ada di depanku ini sebagai sahabat."

Malam itu, aku biarkan bulan yang menyimoan semua rinduku. Entah akan disampaikan padanya atau tidak, aku pasrah saja. Terima kasih Bang, sudah mengajarkanku menununggumu dengan sabar. Aku akan menunggumu untuk datang ke rumah membawa rombongan keluarga. Itu doaku.

Fiksi
Zya 21.25 - 19/12/16

Kamis, 15 Desember 2016

Merindu

Untuk kesekian detik
Aku masih mengingatmu
Sebenarnya aku tidak tahu
Apa kelebihanmu
Tapi kau tahu
Kau selalu terselip dalam ruang rinduku
Bagaimana ini bisa disebut sengaja?
Aku tidak bisa menahannya
Kau muncul begitu saja
Tidak pernah sekalipun aku mengundangmu datang
Apa yang harus aku lakukan
Kau masih suka basa basi sepertinya
Aku hanya wanita biasa
Yang ingin mendapatkan jawaban
Sesegera mungkin
Yah, entah itu akan menyakitkan
Atau menyembuhkan
Aku ingin kau segera memutuskan
Entah
Mungkin keadaan yang membuat aku semakin gelisah
Memikirkanmu, itu menyakitkan
Dimana saat merindu, namun tak bisa bertemu
Karna iman kita membatasinya
Aku tahu itu, sangat tahu
Maka untuk itu
Aku ingin membunuh tiap detik dimana aku merindu
Rindu akan dirimu
Menikam rindu hingga ia menghilang
Berusaha memenangkan pertarungan ini
Tunggu, tapi apa aku yang sedang berjuang sendirian?
Batinku tidak setuju,
Yang kau lakukan selama ini berbeda
Kau tahu, teman biasa tidak seperti itu
Aku rasa
Eh, atau spekulasiku saja?
Intuisi yang tak pasti?
Diagnosa yg keliru?
Aku ingin segera mendapatkan jawabannya
Segera
Atau mungkin saja Allah sedang mengujiku sekali lagi
Mengenai mu, aku akan terus berusaha memperbaiki diri
Untukmu, yah kalau tidak
Untuk siapa lah nanti
Dia yang akan berlabuh di hati yang telah lama berlumut ini

Zya
22.42 // 121216