Film yang diawali dari masa remaja -diperankan oleh Emir Mahira- Soekarno ini menjadi banyak kontroversi dikalangan temen-temen yang habis nonton. Beberapa ada yang bilang "Jangan nonton film ini, iihh,,, Soekarno nyebelin, aku jadi nggak suka sama Soekarno setelah nonton film ini," begitulah kira-kira sebuah respon yang saya dengar.
Dari awal memang saya tertarik nonton film ini karena -disamping ada Lukman Sardi- juga dari trailernya keren. sutradaranya Hanung pula, telah diketahui banyak judul film garapan hanung yang keren dan disukai para penikmat film.
Kemudian banyak berita miring yang saya dengar seperti uraian di paragraf pertama, membuat ketertarikan saya akan film ini sedikit terguncang. Tak banyak juga yang sudah nonton dan memuji film ini. Saya melihat dari retweetnya om Lukman Sardi. Sebenarnya semakin penasaran. Yang disebelkan teman-temanku adalah saat kisah cinta beliau yang ditayangkan. Memang sih beliau itu berkharisma, tampan, pintar dan pandai memikat hati rakyat.
Tapi ternyata keteguhan untuk tetap menonton sangat kuat ditambah Lida, temen sebelah kamar juga ngajakin nonton. Ingin membuktikan sendiri juga sih, seberapa menyebalkan Soekarno di film ini. Siang ini, setelah menonton, dengan berbagai macam pemahaman, melihat dari sudut pandang berbeda, ada beberapa hal menurut saya yang bisa saya simpulkan. Saya menulis sebagai orang awam yang sebenarnya nggak suka dengan pelajaran sejarah. :D Jadi ini sepemahaman saya saja sih.
Pertama mengenai kisah cinta beliau, memang saya akui di film itu Soekarno memang terlihat playboy. Disamping dicintai para wanita, Soekarno juga lembut kepada wanita. Seperti beberapa info yang saya dapatkan, ada 9 istri dari Soekarno yang sempat tercatat -gak tau juga ini berita hoax apa enggak-. Taoi selain itu ada yang mengaku-ngaku menjadi istri beliau, tapi belum cukup memiliki bukti.
Tapi seenggaknya kita harus masih berpikiran positif, menikah lebih baik daripada berbuat zina kan? :D
Ini salah satu scene dimana Soekarno sedikit merayu Fatimah, kala itu masih beristri Inggit.
Siapa pula yang nggak sebal, melihat suaminya merayu gadis lain. Posisi Fatma sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Inggit. who knows kejadian sebenarnya seperti apa. seenggaknya Soekarno bertanggung jawab atas pernyataan cintanya. Beliau menikahi Fatma, tidak cuman PHP doang. :D
More : http://indocropcircles.wordpress.com/2013/11/05/9-istri-presiden-sukarno/
More : http://indocropcircles.wordpress.com/2013/11/05/9-istri-presiden-sukarno/
Selanjutnya masalah Soekarno bekerjasama dengan Nippon, bukan karena Soekarno tunduk ke Nippon tapi untuk menyusun strategi gimana amannya Indonesia tanpa pertumpahan darah. Mungkin apabila kita berada di posisi Soekarno juga bakalan galau, apa yang harus kita lakukan? Beruntung Soekarno memiliki orang-orang hebat disekitarnya, selain Fatma, ada Hatta, Sjahrir, A. Soebardjo dll.
Tanpa adanya mereka, Soekarno bakalan galau sendirian.
Sebenarnya banyak pesan-pesan yang disampaikan dalam film ini, yang bisa saya simpulkan, keinginan yang kuat tidaklah cukup untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Usaha terus menerus, berdoa juga sangat diperlukan. Tidak serta merta kita juga bisa instan mendapatkannya, dengan paksaan. Tapi dengan sedikit demi sedikit, meminimalkan resiko dan pertunpahan darah dengan memikirkan cara-cara lain yang setidaknya tidak banyak merugikan. Pastilah sebuah keputusan itu tidak semuanya disetujui, tapi bagaimana kita meyakinkan mereka keputusan yang telah disepakati -memiliki banyak manfaat tentunya- kepada semuanya. Kemudian bersama-sama membangun sebuah Indonesia yang satu.
Suka pas Bung Hatta bingung dan bertanya kepada Soekarno, "apakah kita mampu? Seratus persen dapat mengelola negara yang penuh perbedaan budaya agama dan adat istiadat?" Dan Soekarno menjawab -kalau tidak salah, intinya adalah..- " Kemerdekaan bukan akhir, tapi adalah awal perjuangan. Saya memang tidak seratus persen yakin. tapi kita, sebagai pemula, pendiri harus berusaha sekuat tenaga. Nantinya kalaupun kita tidak bisa, masih ada anak-anak kita, masih ada orang lain......" kira-kira seperti itu.
Jadi jangan takut sebagai pemula, toh nantinya tidak berhasil, kita tidak akan menyesal telah mencobanya, telah merasakan bagaimana itu kalah. Kita tidak selamanya menang, tapi kita akan tetap belajar. :)
![]() |
orasi Soekarno menentang Belanda |
![]() |
Soekarno dan Inggit |
![]() |
salah satu alasan aku nonton film ini : Lukman Sardi |
![]() |
persiapan pembacaan proklamasi |
zya
16-12-13
foto :: google