Kekuatan basmalah
Hari ini saya
mendapatkan sebuah pencerahan yang sangat super. Awalnya sih, kami (baca: aku, maika
dan sakeenah) belajar buat ujian blok (baca: remed ujian blok), kemudian
berganti profesi dari mahasiswa menjadi ibu-ibu rumpi, selanjutnya kembali ke
jalan yang benar. Mahasiswa.
Ini adalah
sebuah kisah inspiratif dari sebuah daerah di negeri seberang, thailand –tempat
my tutorialmate, sakeenah tinggal-. Sebuah daerah yang penghuninya sebagian
besar adalah muslim. Ayah sakeenah adalah seoramg dokter gigi. Dan beliau
adalah satu dari sedikit dokter gigi muslim di sana.
Suatu hari
-saat itu sakeenah masih duduk di kelas dua sma- petugas administrasi sedang
pergi istirahat makan. Sakeenah kemudian menggantikan petugas admin tersebut.
Beberapa menit kemudian datanglah seorang nenek yang ingin memeriksakan giginya
yang bermasalah. Nenek tersebut sudah kelihatan kesakitan. Ia ingin segera
mendapatkan penanganan dari ayah sakeenah –telah diketahui ayah sakeenah sudah
20th menjadi dokter gigi-. Menurut pengalaman-pengalaman dari dokter gigi
senior, seorang dokter gigi mempunyai lima pasien dalam sehari sudah mencapai
ambang batas maksimal kekutan mereka. Dikarenakan bahwa, setiap pasien selalu
membutuhkan tindakan yang lama dan menguras tenaga dokter gigi. Jadi, dalam
sehari seorang dokter gigi rata-rata hanya menjadwalkan lima sampai tujuh
pasien setiap harinya.
Tidak
beruntung bagi si nenek yang akan memeriksakan giginya. Beliau harus datang
untuk periksa sekitar dua bulan lagi, karena jadwal ayah sakeenah sudah penuh
untuk dua bulan ke depan. Lebih parahnya lagi, si nenek datang dari desa
terpencil yang sangat jauh dari klinik tempat ayah sakeenah bekerja. Sakeenah
merasa iba kepada nenek tersebut kemudian ia menyarankan untuk pindah ke dokter
lain atau ke tempat pemeriksaan gigi gratis yang kebetulan sedang berkeliling
di kota tersebut.
Namun si nenek
menolak dan bersikukuh ingin diperiksa ayah sakeenah saja. Ia rela menunggu dua
bulan, asal ia diperiksa oleh ayah sakeenah. Kemudian sakeenah bertanya apa
alasannya. Si nenek menjawab, “karena saya lebih tenang dan lebih nyaman jika
yang memeriksa gigi saya adalah seorang dokter muslim. Mereka selalu mengawali
semua kegiatan dengan basmalah. Mereka selalu mengingat allah ketika mereka akan
melakukan tindakan apapun terhadap pasien mereka. Itulah yang membedakan dokter
muslim dan nonmuslim.” Begitulah kira-kira jawaban si nenek kepada sakeenah,
dengan sedikit perubahan bahasa menjadi lebih sopan untuk menghindari konflik
antar umat beragama. Karena islam mencintai perdamaian.
Sakeenah
sangat tersentuh dengan jawaban dari sang nenek. Ia juga teringat beberapa
kesan terhadap dokter muslim di sana. Selain selalu mengucap basmalah, mereka
tidak membeda-bedakan derajat pasien. Mau yang miskin, berduit, sampai pejabat,
semuanya sama. Dilayani dengan penuh kesabaran. Pemikiran pasien yang
menginginkan diperiksa dokter muslim disana, mereka nyaman dan tidak takut sama
sekali membiarkan sang dokter muslim memeriksa dan mengobati mereka. Bahkan kalaupun
mereka akhirnya tidak tertolong, merekapun ikhlas, karena mereka percaya para
dokter muslim akan selalu mengingat allah di setiap tindakan yang akan
dilakukan serta memberikan yang terbaik bagi pasien.
Sakeenah
memberitahukan hal ini kepada ayahnya. Awesomenya adalah, ayah Sakeenah
memperbolehkan si nenek periksa hari itu namun setelah jam praktik selesai.
Nah, sobat,
ajaib sekali kan kekuatan basmallah? Hanya sepenggal kalimat, tapi bisa membuat
kepercayaan banyak orang tertuju kepadamu. Sobat, awalilah semua kegiatanmu
dengan bacaan basmallah. Jikalau kegiatan tersebut berjalan kurang lancar dan
kurang sesuai dengan apa yang sobat rencanakan, yakinlah ada campur tangan dari
allah di dalamnya. Saya sedikit mengutip pernyataan favorit saya dari om Darwis
Tere Liye, “Tidak semua yang kita alami harus dipahami segera. Tidak semua yang
kita lewati harus segera ada penjelasannya. Penjelasan itu boleh jadi sudah
datang lebih dulu sebelum kejadian, juga bisa jadi ‘amat terlambat’. ” Apabila
sebuah kejadian itu sobat anggap sebagai kejadian buruk dan sangat fatal untuk
anda maupun pasien, padahal sobat sudah berusaha sekuat tenaga, yakinlah ada
penjelasannya dan ada alasannya mengapa Allah ‘membuatnya’ seperti itu. Setiap
kejadian selalu memiliki teori sebab-akibat. Bisa jadi akibat yang didapat dari
kejadiaan naas tersebut sangatlah besar dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Semangat
sobat! Bagi para calon dentist, densitykan destinymu di dentistry! Salam 52!
zya
rabu 06-02-13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar