Rabu, 19 Juni 2013

Kekuatan Basmalah


Kekuatan basmalah

Hari ini saya mendapatkan sebuah pencerahan yang sangat super. Awalnya sih, kami (baca: aku, maika dan sakeenah) belajar buat ujian blok (baca: remed ujian blok), kemudian berganti profesi dari mahasiswa menjadi ibu-ibu rumpi, selanjutnya kembali ke jalan yang benar. Mahasiswa.
Ini adalah sebuah kisah inspiratif dari sebuah daerah di negeri seberang, thailand –tempat my tutorialmate, sakeenah tinggal-. Sebuah daerah yang penghuninya sebagian besar adalah muslim. Ayah sakeenah adalah seoramg dokter gigi. Dan beliau adalah satu dari sedikit dokter gigi muslim di sana.
Suatu hari -saat itu sakeenah masih duduk di kelas dua sma- petugas administrasi sedang pergi istirahat makan. Sakeenah kemudian menggantikan petugas admin tersebut. Beberapa menit kemudian datanglah seorang nenek yang ingin memeriksakan giginya yang bermasalah. Nenek tersebut sudah kelihatan kesakitan. Ia ingin segera mendapatkan penanganan dari ayah sakeenah –telah diketahui ayah sakeenah sudah 20th menjadi dokter gigi-. Menurut pengalaman-pengalaman dari dokter gigi senior, seorang dokter gigi mempunyai lima pasien dalam sehari sudah mencapai ambang batas maksimal kekutan mereka. Dikarenakan bahwa, setiap pasien selalu membutuhkan tindakan yang lama dan menguras tenaga dokter gigi. Jadi, dalam sehari seorang dokter gigi rata-rata hanya menjadwalkan lima sampai tujuh pasien setiap harinya.
Tidak beruntung bagi si nenek yang akan memeriksakan giginya. Beliau harus datang untuk periksa sekitar dua bulan lagi, karena jadwal ayah sakeenah sudah penuh untuk dua bulan ke depan. Lebih parahnya lagi, si nenek datang dari desa terpencil yang sangat jauh dari klinik tempat ayah sakeenah bekerja. Sakeenah merasa iba kepada nenek tersebut kemudian ia menyarankan untuk pindah ke dokter lain atau ke tempat pemeriksaan gigi gratis yang kebetulan sedang berkeliling di kota tersebut.
Namun si nenek menolak dan bersikukuh ingin diperiksa ayah sakeenah saja. Ia rela menunggu dua bulan, asal ia diperiksa oleh ayah sakeenah. Kemudian sakeenah bertanya apa alasannya. Si nenek menjawab, “karena saya lebih tenang dan lebih nyaman jika yang memeriksa gigi saya adalah seorang dokter muslim. Mereka selalu mengawali semua kegiatan dengan basmalah. Mereka selalu mengingat allah ketika mereka akan melakukan tindakan apapun terhadap pasien mereka. Itulah yang membedakan dokter muslim dan nonmuslim.” Begitulah kira-kira jawaban si nenek kepada sakeenah, dengan sedikit perubahan bahasa menjadi lebih sopan untuk menghindari konflik antar umat beragama. Karena islam mencintai perdamaian.
Sakeenah sangat tersentuh dengan jawaban dari sang nenek. Ia juga teringat beberapa kesan terhadap dokter muslim di sana. Selain selalu mengucap basmalah, mereka tidak membeda-bedakan derajat pasien. Mau yang miskin, berduit, sampai pejabat, semuanya sama. Dilayani dengan penuh kesabaran. Pemikiran pasien yang menginginkan diperiksa dokter muslim disana, mereka nyaman dan tidak takut sama sekali membiarkan sang dokter muslim memeriksa dan mengobati mereka. Bahkan kalaupun mereka akhirnya tidak tertolong, merekapun ikhlas, karena mereka percaya para dokter muslim akan selalu mengingat allah di setiap tindakan yang akan dilakukan serta memberikan yang terbaik bagi pasien.
Sakeenah memberitahukan hal ini kepada ayahnya. Awesomenya adalah, ayah Sakeenah memperbolehkan si nenek periksa hari itu namun setelah jam praktik selesai.
Nah, sobat, ajaib sekali kan kekuatan basmallah? Hanya sepenggal kalimat, tapi bisa membuat kepercayaan banyak orang tertuju kepadamu. Sobat, awalilah semua kegiatanmu dengan bacaan basmallah. Jikalau kegiatan tersebut berjalan kurang lancar dan kurang sesuai dengan apa yang sobat rencanakan, yakinlah ada campur tangan dari allah di dalamnya. Saya sedikit mengutip pernyataan favorit saya dari om Darwis Tere Liye, “Tidak semua yang kita alami harus dipahami segera. Tidak semua yang kita lewati harus segera ada penjelasannya. Penjelasan itu boleh jadi sudah datang lebih dulu sebelum kejadian, juga bisa jadi ‘amat terlambat’. ” Apabila sebuah kejadian itu sobat anggap sebagai kejadian buruk dan sangat fatal untuk anda maupun pasien, padahal sobat sudah berusaha sekuat tenaga, yakinlah ada penjelasannya dan ada alasannya mengapa Allah ‘membuatnya’ seperti itu. Setiap kejadian selalu memiliki teori sebab-akibat. Bisa jadi akibat yang didapat dari kejadiaan naas tersebut sangatlah besar dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Semangat sobat! Bagi para calon dentist, densitykan destinymu di dentistry! Salam 52!



zya
rabu 06-02-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar