Hari
ini Sabtu, 28 Juli 2012 umurku beranjak ke angka sembilan belas tahun.
Widiih,,, udah melewati masa remaja alay sepertinya cuy! Sumpah deh, baru
kemarin rasanya aku baru ada di tahun ke tujuh belasku. Waktu memang memakan
umur pemirsa.
Entahlah
apa yang aku lakukan selama satu tahun ini. Rasanya begitu banyak masalah yang
datang bertubi-tubi. Mungkin inilah yang dinamakan proses kedewasaan. Walaupun
kedewasaan itu relatif, akan tetapi prosesnya nyata. Setiap orang pasti
mengalaminya. Tak peduli kaya, miskin, ganteng, cantik ataupun jelek, Allah
pasti memberikan ‘sesuatu’ untuknya supaya menjadi dewasa.
Ucapan
pertama datang dari Fiska, sebenarnya dua hari yang lalu. Ia fikir hari Kamis
kemarin tanggal 28. Hehe.. Dilanjut sms dari ma bro Danuh, mbak Nin, dan
temen-temen lainnya di FB dan sms. Tahun lalu dapet ucapan ultah dari dede
Obiet, Fay nabiela, kak Ale Soul, serta dedek Goldi di twitter. Walaupun aku
yang minta, tapi ada kepuasan tersendiri gitu. Aku samar-samar nggak inget ada
apa aja di delapan belasku.
Di
sembilanbelas ini, aku berharap banyak hal. Bisakah aku membahagiakan mereka
(baca:keluarga)? Bisakah aku berguna bagi teman-teman? Bisakah aku berguna bagi
masyarakat dan negara? Bolehkah aku menjalani hidup ini dengan tegar dan kuat?
Pondasi itu
berusaha aku bangun dengan kuat. Ada beberapa lapis, mulai dari agama,
kesetian, kejujuran, ketabahan. Semuanya berusaha aku bangun sedemikian rupa
agar tidak mudah roboh dan rapuh. Namun semua itu akan berhasil dengan bantuan
orang lain pastinya. Manusia diciptakan untuk saling tolong menolong. Walaupun
di sembilanbelasku ini aku masih sama. Tidak bisa menentukan pilihan dengan
cepat, ragu-ragu, telat mikir, nggak konsisten, mudah sekali untuk berlapang
dada (baca:terlalu)/suka pasrah, nggak cerdas, mengutuki diri sendiri, dan
masih banyak hal buruk lainnya yang berusaha mati-matian aku hilangkan. Dengan
bantuan teman-teman sekalian, aku harap bisa menjadi orang yang berguna bagi
nusa dan bangsa.
Seperti para
pemirsa yang sedang ukang tahun. Hari ini, bersama dengan para sembilanbelazzer
yang lain, doa-doa akan aku panjatkan. Menjadi muslimah yang taat adalah tujuan
utama, selalu dekat dengan orang tua (secara lahir maupun batin), bisa selalu
mengukir senyuman diwajah mereka, menjadi anak yang berbakti, berusaha percaya
diri dalam meraih impian, yakin bahwa Allah ada dan selalu ada. Dia mengawasi
kita, Dia menyayangi kita dengan memberikan cobaan yang harus kita lalaui
sebagai tanda kenaikan tingkat keimanan kita.
Seperti
game-game yang tersebar di dunia, setiap naik level yang lebih tinggi, pasti
jalan kan semakin sulit ditempuh. Dan apabila kita terus-menerus menekuninya
maka kita akan berhasil menjadi pemenang sejati. Semoga tidak hanya sekedar
teori tapi harus benar-benar dipraktikan.
Terkadang aku
memang sering berfikir untuk menghilang dari dunia ini. Akan tetapi, itu tak
akan menyelesaikan masalah, namun menamnah masalah baru. Aku bisa membuat orang
tua, teman-teman sedih karena kehilangan aku. Semoga saja kelak disaat ajal
menjemputku, banyak orang yang datang dan mendoakan. Sesungguhnya jika kita
ingin melihat seberapa baik orang itu maka lihatlah saat ia meninggal, berapa
ratus orang yang datang berbondong-bondong untuk mendoakannya.
Tak peduli
status sosialnya, jika ia dihormati dan banyak dikenal baik oleh orang banyak
niscaya banhyak pula yang mendoakannya. Sungguh indahnya berbuat baik kepada
sesama. Berfikir berulang kali jika memutuskan untuk mengakhiri hidup. Satu,
itu dosa, dua masih banyak urusan yang harus diselesaikan, tiga, mati adalah
awal dari segalanya, bukan akhir dari segalanya. Keempat, kelima dan seterusnya
bisa difikirkan sendiri. Sudah ada waktunya kita pergi, sudah tertulis di
lauhil mahfuz kapan kita pergi, namun yang bisa berbeda adalah cara kita pergi
meninggalkan dunia ini. Walaupun memutuskan mengakhiri hidup tapi belum
saatnya, ya nggak berhasil. Namun bagi orang-orang yang berhasil, sebenarnya ia
memang akan mati, akan tetapi dengan cara yang lain. Yang lebih terhirmat
mungkin.
Jadi kata
mutiara nineteen kali ini adalah hadapi tantangan itu seperti menghadapi nasi
goreng pedas. Sakit dilidah namun nikmat rasanya. Happy nineteen pemirsa!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar