Minggu, 29 Juli 2012

NINETEEN DIARY’S



                Hari ini Sabtu, 28 Juli 2012 umurku beranjak ke angka sembilan belas tahun. Widiih,,, udah melewati masa remaja alay sepertinya cuy! Sumpah deh, baru kemarin rasanya aku baru ada di tahun ke tujuh belasku. Waktu memang memakan umur pemirsa.
                Entahlah apa yang aku lakukan selama satu tahun ini. Rasanya begitu banyak masalah yang datang bertubi-tubi. Mungkin inilah yang dinamakan proses kedewasaan. Walaupun kedewasaan itu relatif, akan tetapi prosesnya nyata. Setiap orang pasti mengalaminya. Tak peduli kaya, miskin, ganteng, cantik ataupun jelek, Allah pasti memberikan ‘sesuatu’ untuknya supaya menjadi dewasa.
                Ucapan pertama datang dari Fiska, sebenarnya dua hari yang lalu. Ia fikir hari Kamis kemarin tanggal 28. Hehe.. Dilanjut sms dari ma bro Danuh, mbak Nin, dan temen-temen lainnya di FB dan sms. Tahun lalu dapet ucapan ultah dari dede Obiet, Fay nabiela, kak Ale Soul, serta dedek Goldi di twitter. Walaupun aku yang minta, tapi ada kepuasan tersendiri gitu. Aku samar-samar nggak inget ada apa aja di delapan belasku.
Di sembilanbelas ini, aku berharap banyak hal. Bisakah aku membahagiakan mereka (baca:keluarga)? Bisakah aku berguna bagi teman-teman? Bisakah aku berguna bagi masyarakat dan negara? Bolehkah aku menjalani hidup ini dengan tegar dan kuat?
Pondasi itu berusaha aku bangun dengan kuat. Ada beberapa lapis, mulai dari agama, kesetian, kejujuran, ketabahan. Semuanya berusaha aku bangun sedemikian rupa agar tidak mudah roboh dan rapuh. Namun semua itu akan berhasil dengan bantuan orang lain pastinya. Manusia diciptakan untuk saling tolong menolong. Walaupun di sembilanbelasku ini aku masih sama. Tidak bisa menentukan pilihan dengan cepat, ragu-ragu, telat mikir, nggak konsisten, mudah sekali untuk berlapang dada (baca:terlalu)/suka pasrah, nggak cerdas, mengutuki diri sendiri, dan masih banyak hal buruk lainnya yang berusaha mati-matian aku hilangkan. Dengan bantuan teman-teman sekalian, aku harap bisa menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Seperti para pemirsa yang sedang ukang tahun. Hari ini, bersama dengan para sembilanbelazzer yang lain, doa-doa akan aku panjatkan. Menjadi muslimah yang taat adalah tujuan utama, selalu dekat dengan orang tua (secara lahir maupun batin), bisa selalu mengukir senyuman diwajah mereka, menjadi anak yang berbakti, berusaha percaya diri dalam meraih impian, yakin bahwa Allah ada dan selalu ada. Dia mengawasi kita, Dia menyayangi kita dengan memberikan cobaan yang harus kita lalaui sebagai tanda kenaikan tingkat keimanan kita.
Seperti game-game yang tersebar di dunia, setiap naik level yang lebih tinggi, pasti jalan kan semakin sulit ditempuh. Dan apabila kita terus-menerus menekuninya maka kita akan berhasil menjadi pemenang sejati. Semoga tidak hanya sekedar teori tapi harus benar-benar dipraktikan.
Terkadang aku memang sering berfikir untuk menghilang dari dunia ini. Akan tetapi, itu tak akan menyelesaikan masalah, namun menamnah masalah baru. Aku bisa membuat orang tua, teman-teman sedih karena kehilangan aku. Semoga saja kelak disaat ajal menjemputku, banyak orang yang datang dan mendoakan. Sesungguhnya jika kita ingin melihat seberapa baik orang itu maka lihatlah saat ia meninggal, berapa ratus orang yang datang berbondong-bondong untuk mendoakannya.
Tak peduli status sosialnya, jika ia dihormati dan banyak dikenal baik oleh orang banyak niscaya banhyak pula yang mendoakannya. Sungguh indahnya berbuat baik kepada sesama. Berfikir berulang kali jika memutuskan untuk mengakhiri hidup. Satu, itu dosa, dua masih banyak urusan yang harus diselesaikan, tiga, mati adalah awal dari segalanya, bukan akhir dari segalanya. Keempat, kelima dan seterusnya bisa difikirkan sendiri. Sudah ada waktunya kita pergi, sudah tertulis di lauhil mahfuz kapan kita pergi, namun yang bisa berbeda adalah cara kita pergi meninggalkan dunia ini. Walaupun memutuskan mengakhiri hidup tapi belum saatnya, ya nggak berhasil. Namun bagi orang-orang yang berhasil, sebenarnya ia memang akan mati, akan tetapi dengan cara yang lain. Yang lebih terhirmat mungkin.
Jadi kata mutiara nineteen kali ini adalah hadapi tantangan itu seperti menghadapi nasi goreng pedas. Sakit dilidah namun nikmat rasanya. Happy nineteen pemirsa!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar