Selasa, 08 November 2016

Penjelasan

Jantungku sudah ingin keluar sepertinya. Suara lup dup lup dup ini semakin jelas. Setiap dia menyapa, setiap dia mulai bercakap, bahkan hanya dengan melihatnya. Dia selalu memberiku semangat disetiap momen aku merasa sedih dengan semua aktivitasku. Tapi yang masih menjadi misteri adalah apakah dia memiliki perasaan yang sama kepadaku? Aku tidak yakin. Aku belum pernah memiliki pengalaman mencintai seseorang ataupun dicintai seseorang spesial.
"iya ini ada maksud mengarah ke situ nih, dia udah nanya basa basi gini,"
"beda beda, dia keliatan ini kalo suka sama kamu,"
"di tunggu aja, ga perlu buru buru menyimpulkan, siapa tahu banyak pancingannya,"
Begitulah kira kira pendapat beberapa sahabat yang aku mintai pemdapat.

Aku masih takut, jujur. Takut patah hati. Takut keGRan, dan hasilnya nihil. Nothing. Membuang buang waktu saja. Inginku, kejelasan. Aku ga mau berlama lama begini. Takut, takut dosa. Karena agamaku jelas membatasi hubungan dengan lawan jenis. Aku tidak sabar. Kalau dia ada niatan baik denganku kuharap dia segera memberikan penjelasan. Mungkin harus aku yang turun tangan bertanya kepadanya.

Satu momen itu kurasa pas. Aku bertemu dengannya di sebuah book cafe, dia yanga menyapaku duluan dan meminta ijin untuk duduk di mejaku. Beberapa pembahasan mengenai buku yang aku baca menjadi topik awal perbincangan kami. Sebenarnya aku ga fokus, aku deg deg an ingin bertanya kepadanya. Semoga suara jantung ini tidak terdengar olehnya.

"sebagian besar novel ini sih tentang jatuh cinta diam diam." aku diam sejenak. "kamu pernah kayak gitu?"

"pernah. Sampe sekarang."

"trus? Diem aja? Kamu kan laik laki."

"aku masih ragu."

"ragu kenapa?"

"ada dua hal. Yang pertama aku tidak yakin dia juga menyukaiku, fans nya banyak sih. Dia juga terlihat sangat menarik, teman temannya banyak, mungkin aku tidak pantas bersamanya."

"yang ke dua?" tanyaku penasaran. Aku tidak bisa menyimpulkan siapa wanita yg disukainya.

"menikah, aku ingin langsung mengajaknya menikah. Namun, menikah tidak segampang membalikkan telapak tangan. Tidak sesederhana membuat vanilla latte. Persiapan yang matang dari psikologi maupun fisik sangat diperlukan. Aku hanya belum mempersiapkan sejauh itu."

"nanti kalo wanita itu diambil orang gimana? Kamu sih kelamaan."

"simpel, dia bukan jodohku."

"kalau dia masih tetap menunggumu dan butuh kepastian segera? Wanita itu butuh kepastian. Kalau lama lama digantungin ya capek. Fikirannya akan terbagi. Ini fakta. Normal terjadi kepada wanita."

Dia diam.

"bilang aja dulu, siap tidak siap bisa dibicarakan kedua belah pihak. Niat baik insya Allah selalu ada jalan." tambahku.

Percakapan sore itu sangat serius. Aku masih belum bisa menebak. Sampai beberapa hari ini sih tidak ada kabar darinya. Aku belum bertemu lagi dengannya. Status nya di media sosial pun hanya seputar kegiatannya sehari hari. Jikalau mungkin bukan aku, aku akan berusaha lapang menerima. Karena hatiku sepenuhnya adalah milikNya. Sang Maha Pengasih lagi Penyayang.

Fiksi
Jangan seperti hujan, yg tidak jelas kapan akan turun dan kapan akan reda 😢
Zya
07.42
8/11/16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar