Jumat, 18 November 2016

Siapkah ku jatuh cinta?

Seperti lirik lagu HiVi memang,
Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti ku tak merasa ada yg berbeda diantara kita
Dan tak mungkin ku melewatkanmu
Hanya karna diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku..
Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi?
Kira kira begitulah sepenggal lirik lagunya

Jika kita jatuh cinta, harus siap menanggung semua resikonya. Bergulat dengan perasaan rindu. Bertengkar dengan logika atas kesimpulan kesimpulan imajinatif yang kita ciptakan. Belum tentu kesimpulan kita mengenai sebuah kejadian itu benar adanya. Jika menyangkut sang pujaan hati, maka selesai sudah, pasti kita memganggap semua itu benar adanya.

Namun, siapkah kita melewati hal hal seprti itu? Tanyakan kepada diri sendiri. Siapkah kita akhirnya tahu bahwa kesimpulan imajinatif kita tidak sepenuhnya benar? Patah hati. Siapkah kita akhirnya tahu bahwa dia bersikap seperti ini kepada siapa saja? Remuk hati. Siapkah kita akhirnya tahu bahwa yang dia pilih ternyata wanita lain, yang lebih dari kita, bahkan malah memilih teman sendiri? Hancur berkeping keping hati ini.

Konsekuensi berikutnya, apakah kita mampu mempertanggungjawabkan rasa ini lepada Sang Pemilik Hati? Perasaan ini tumbuh dimasa yang kurang tepat. Kita masih belum melewati ijab dan qabul. Langkah yang akan kita ambil apalah benar? Mencintai dia, memikirkan dia yang bukan siapa siapa? Yang masih haram kita sentuh?

Siapkah ku tuk jauth cinta? Entahlah... Sekuat tenaga aku menjaga benteng ini, namun bukan untuk menutup hati, hanya membiarkannya sedikit terbuka. Aku sudah dewasa, seharusnya bisa memanage perasaan itu dg benar. Sudah sekian tahun hanya jadi secret admirer, gampang saja kali ini. Hanya jadi pengamat. Bukan kepoers, semakin kepo, nanti semakin rindu, semakin bahaya perasaan yg blm halal ini. Pembatasan itu perlu dilakukan. Walaupun sering masih tergoda oelh setan setan virus merah jambu, sebisa munkin berinteraksi dg lawan jenis dibatasi. Sehingga dalam proses penantian ini, aku tetap menjaga diri, menjaga cintaNya, tidak menduakanNya, ampuni aku ya Rabbi 😥😥😥

Maafkan atas waktu lebih untuk mendoakannya di shalatku
Maafkan atas waktu lebih untuk sekedar memikirkannya
Hambamu ini hanyalah manusia biasa
Yang tak luput dari dosa


Jumat pagi,
07.21 -- 18/11/93

Tidak ada komentar:

Posting Komentar