Jumat, 22 November 2013

Dokter/Dokter gigi juga manusia, pasien juga manusia :)

Sempetin nulis di sela-sela Ujian blok,
Sekarang lagi maraknya kasus dokter-dokter yang kurang beruntung dalam melaksanakan praktik. Menurut saya masing-masing pribadi harusnya memandang sesuatu jangan dari luarnya saja dan jangan hanya memandang sebuah profesi itu seperti pada umumnya, jangan hanya sibuk menerka, mematenkan pikiran bahwa dokter itu hidup mewah, nggak pernah susah, tinggal beli semua keperluan. Tidaklah semuanya serba hedon seperti itu. Banyak mahasiswa FK/FKg berasal dari keluarga biasa saja. Banyak dari mereka bener-bener BERNIAT mengabdikan diri untuk masyarakat. Banyak contoh di dekat saya. Beliau tetap bersahaja, ke kampus pakai motor, berpakaian sederhana, seperti layaknya manusia biasa. Memang beliau-beliau adalah manusia biasa yang menjalankan tugas dari Sang Pencipta.

Banyak mahasiswa yang datang ke kampus dengan sederhana, karena mereka datang untuk mencari ilmu, bukan untuk datang ke fashion show, apalagi datang untuk cari pacar. Get dentist/doctor adalah bonus nanti jika kita bisa melaksanakan tugas sebagai mahasiswa yang baik.

Memang tak bisa dipungkiri, tidak semua mahasiswa yang lulus dengan nilai baik nanti bisa berbaur dengan masyarakat. Ada seorang dokter yang pernah saya temui, senyum pada pasiennya pun tak pernah. Sempat saya berfikir, apa beliau nggak lulus OSCE anamnesis? atau dulu dapet nilai berapa anamnesisnya?

Nah, dari sedikit curhatan saya di atas yang harus dilakukan oleh seorang calon dokter/dokter adalah dengan memahami apa yang dipelajari BUKAN menghafal apa yang dipelajari. Tidak serta merta dapat nilai bagus trus praktiknya NOL, tidak ada ramah-ramahnya sama sekali. Bukankah senyum itu ibadah? Walaupun sedang dalam keadaan nggak mood/sebel/galau, tetep harus profesional. Belajar sepanjang hayat adalah hal juga tak boleh ditinggalkan *ini yang bikin pusing, haha*.  Kita di masyarakat MENGABDI, bukan cari untung/cari duit. Duit itu bonus dari Alloh untuk kita. Saya mulai menanamkan mindset seperti ini sejak pertama melangkahkan kaki ke dunia kesehatan ini. Mencoba hidup sederhana seperti beliau-beliau yang tetap hebat meskipun hidup sederhana.

Ini, yang perlu diperhatikan masyarakat awam adalah belajar memahami situasi, belajar memahami profesi lain. Kita tidak tahu apa yang ada dalam benak orang lain, siapa tahu orang lain itu berniat baik, membantu sesuai dengan apa yang telah ia pelajari. Jika tidak puas, bicarakan dengan baik, nanya dengan baik, saya rasa si dokter juga akan bersikap sama. Menghadapi suatu perkara dengan pikiran jernih/dingin lebih nyaman kan?

Ayo calon-calon pengabdi masyarakat, take action, belajar memahami, bukan menghafal, mari teman-teman fkg ums siap-siap berperang untuk besok pagi! Semangat J52!!!! :)

Kami juga mahasiswa biasa yang berusaha belajar menjadi dokter yang sempurna. :) Apalagi memilih jurusan dentistry yang notabene jarang dibutuhkan masyarakat karena tingkat kesadaran mansyarakat akan kesehatan gigi dan mulut kurang. Tapi kami akan tetap berusaha jadi yang terbaik. bermanfaat bagi masyarakat banyak. :)


pengmas baren BEM U UMS


belajar OSCE

6 komentar:

  1. Lhah. ..dari UMS toh? sama. hahihi. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa... ooo.... masnya fakultas apa??

      Hapus
    2. Kesehatan.ahihi
      Semester berapa?

      Hapus
    3. Ohh. ..iya sama, jadi konflik ceritanya adalah kayaknya belum pantes kalau dipanggil mas, nama aja yes. haha

      Hapus