Kamis, 07 Juni 2012

Selalu ada kisah menarik saat surprise birthday #episode ultah Fiska

                Selalu ada cerita indah dibalik surprise birthday #episode ulang tahun fiska
Ini adalah sebuah kisah. Bisa dibilang kisah inspiratif, bisa juga hanya bacaan ringan teman minum teh. Terserah pembaca yang menilai. Tapi setidaknya saya menuliskan kisah ini dengan sepenuh hati. Nothing spesial sebenernya, tapi ya bisa dibilang spesial. ????#### hahaha... Ya sudah, tapi mulai dari mana ya? Oh ya,,, saya lupa tepatnya, tapi sepertinya dua hari sebelum teman saya ini merayakan hari jadi yang ke 18 tahun.
                Saya dan salah satu teman saya yang tidak mau disebutkan jati dirinya, sebut saja Latifa *wkkkkkkk... bingung, galau, dilema, risau, etc. Dihari bahagia sahabat yang menemani kami selama tiga tahun ini akan kami berikan apa? Buku? Biasa. Celengan? Emangnya anak teka. Apalagi pensil warna, gak banget deh.
                Yasudah dengan lama sekali bersemedi ke gunung lawu sampai lumuten dan ber lumuran sarang laba-laba #terlalu imajinatif. Baiklah ide ini tercipta dari kepala emas Latifa dan saya sempurnakan bersama temen saya satunya yang mengaku bernama Dayah.
                Sebuah buku buatan kita, yang memuat berbagai macam karya kita dan ucapan-ucapan ulang tahun dari sahabat-sahabat dekatnya. Awal dari perjalanan ini, teman saya yang bernama latifa ini mempunyai ide untuk mencetaknya di kertas hitam. Kita membuat tulisan hasil karya kita dengan background hitam. Mulailah pencarian yang sangat melelahkan. Setelah berkelana ke toko-toko yang sekiranya menjual kertas, akan tetapi kertas yang kami maksud tak kunjung ditemukan. Panas-panas mencari, merepotkan teman kita Shari. Hehehe...
                Beberapa hari setelah kecapekan mencari, akhirnya si Latifa memutuskan untuk membeli kertas rada silver gitu, yah tak apalah yang penting rada2 hitam. heheh... Kemudian muncul masalah selanjutnya. Saat pergi ke percetakan, mas-masnya gak bisa nyetak kalau di kertas item, katanya akan menyerap warna. Trus mahal pula. Haduuuhhh... Eh ada sebuah kabar yang menyatakan (dirinya sendiri yg menyatakan) bahwa orang yang dulu pernah disukai latifa saat SMA sekarang jaga percetakan di Solo. Nah, aku yang jadi korban. Disuruhlah aku untuk meng-esemes T***n. Latifa nggak mau, takut gimana gitu,, wkwkw...
                Seperti kasus sebelumnya, mahal banget euy... ya nggak jadi deh. Trus I had an idea. Gimana kalau dibuat kliping aja. Biar nggak ribet dan sebera diberikan kepada jeng Fiska yg ulang tahunnya satu bulan lewat. Awalnya Latifa gak mau. Trus setelah tak ada penyelesaian lain akhirnya dibuat kliping ajah...
                Penempelan pun dimulai. Butuh ekstra waktu. Disamping aku banyak banget praktikum dan pulang sore mulu, Daday dan Latifa juga, kerja lemburlah kita. Sebelum semuanya selesai, ada aja even yang membuat si Fiska dateng ke kos. Nah loh,,, gelagapan tiap Fiska masuk ke kamar kita-kita. Proyek buku album pun dilempar ke kamar masing2,, wkwkw...
                Suatu malam, aku dan Latifa menghabiskan waktu menempel dan mendesain sampe pukul satu malam kalo nggak salah, udah kamarku bau gosong gara2 kertas cerpenku aku desain pinggir2nya dengan aku bakar. Mata pedas dan komplikasi lainnya. Penempelan sempet tertunda gra-gra tugas dan praktikum (lagilagi). Kemudian saat ada waktu luang kami langsung memutuskan untuk menyelesaikannya dan menjilid tuh buku yang udak berkarat. Sampe melewati ultahnya Fitria ‘sipitt’ yang juga sebagai tim sukses terbitnya buku kami. hehehe...
                Perjalanan dimulai, dengan pedenya aku dan Latifa ke sebuah foto copy langganan. Eh, si mas2nya kebetulan pas yang genit-genit. rrrrgggghhh... Tanyalah kita dengan polosnya. “Mas bisa jilid spiral ini gak?” Aku keluarin buku yang udah berdebu. “Wah, gede banget dek, nggak cukup ini, coba ke L***s aja, disana spiralnya gedhe.” Okelah kita cari tuh foto copy-an. Eh pas ketemu tutup. Rrrggg...
                Tanpa putus semangat kembalilah keesokan harinya menuju foto copy-an yang dimaksud. hampir aja salah tempat, wkk,,, Habisnya mirip..
Tap...tap...tap...
                “Mas, bisa jilid spiral ini nggak?” kembali aku mengeluarkan buku berdebu itu *eh calon buku.
                “Wah dek, di sana aja,” sambil menunjuk ke sederet foto copy-an di seberang. “Sama aja kok dek, alat-alatnya di sana semua kok,” katanya kemudian.
Heissshhhh.....
                Yaudah,, kita ke seberang. Bingung deh mau ke mana. Banyak banget foto copy-an. Kita memutuskan untuk pergi ke FC tepat disebrang.  Aku ulangi lagi pertanyaan yang sudah beberapa kali aku sebutkan.
                “Oh iya dek, mau yang kawat atau plastik?”
Kita berdiskusi... Mas2nya mendiskripsikan kelebihan dan kekurangan produknya.
                “Ini bisa dikasih hardcover mas?”
                “Wah, kalo jilid spiral nggak bisa dek,,  tapi dilaminating bisa...”
TIK,,,Tik,,,tik,, diskusi panjang kami dimulai.
                “Okelah mas, dilaminanting aja,”
Weladalah, si masnya malah menjilid spiral di FC sebelahnya. Ini FC-an semua satu pemilik apa ya???
Eh, jadi deh.. Tapi ya rada nggak rapi gitu, Tapii... yaudahlah , daripada semakin berkarat dikolong tempat tidurku. Setelah transaksi jual beli dilaksanakan. meluncurlah kita ke sebuah mall besar di Solo. Nyari kado juga buat si Fitria. Ehehe... Di sebuah toko bukunya kami menghabiskan sisa sore dengan membaca.
                Sampe di depan, malah hujan lebat.
Kyaaaaaaaaaaaaaa..... “Buku perdana kita gimana??? Aku taruh di motor!!!” Berlarilah kita menuju tempat parkir sambil menutupi kepala walaupun kita tahu itu percuma. Hahaha...
                Kado terselamatkan. Tapi tubuh kita yang tak terselamatkan. Berteduhlah di bawah payung raksasa milik abang abang parkir. Nunggu lamaaa... Pengen foto, tapi sungkan sama mas mas sebelah yang juga lagi nungguin sang hujan pergi. Hehehe...
                Kegalauan melanda, gimana nih??? Aku dan Ninik *eh Latifa nekat menerobos untuk nyari makan di sebelah Solo Square. Alhamdulillah dapet makan. Benar benar ya. Sesuatu banget. Needed many sacrifice. Dan kami harap, usaha kami nggak sia-sia. Bisa membuat Fiska nangis. Hehehe... (Dan beberapa minggu kemudian seperti yang kita duga, ia menangis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar